Revolusi Industri 4.0 mengubah cara pandang dan lifestyle manusia, dan bagi saya membuat lompatan revolusi apa yang disebut senjata biologis. Jika kita mengamati dan melihat fil Resident Evil versi Vendeta. Senjata biologis yang dikembangkan sudah berada pada level yang terakhir dan paling mutakhir dimana zombie yang dia ciptakan mampu membedakan mana kawan mana lawan.
Secara tidak sadar itu semua sudah dilakukan oleh Big Data via social media. Social media melakukan lompatan jauh, dengan membenamkan artificial intelegence dan big data, manusia sengaja dibuat addict terhadap media social. Media social memunculkan semua hal yang menyenangkan bagi user. Hal ini sangat wajar, karena memang darisana media social mendapatkan uang.
Orang yang senang dengan topik tentang X, akan banyak mendapatkan riview singkat dari orang yang mempunyai pandangan tentang X. bisa jadi dari topik, atau dari kesamaan parameter yang lain. User yang suka terhadap Y akan mendapatkan hal yang sama juga. Artinya secara tidak langsung manusia dibuat addicted dan fanatic.
Seandainya sebuah Negara ada dua kubu yang saling berseberangan. 2 kubu itu akan semakin runcing. Design algoritm dari media social memang seperti itu. Dalam hal promosi terutama untuk segment e-commerce memang sangat bagus. Ini akan berdampak pada meningkatnya transaksi jual beli pada e-commerce. Namun dalam hal kehidupan bernegara dan bermasyarakat itu kurang pas karena akan membentuk masyarakat yang fanatic.
Revolusi Industri 4.0 merupakan revolusi yang mesti disikapi dengan jeli. Bayangkan, untuk melakukan pemboman di Pakistan, sebuah Negara tidak perlu ijin ke Parlemen untuk melakukan penyerangan, mereka cukup dengan menyewa kontraktor drone untuk eksekusi. Tangan bersih tanpa noda, tidak perlu menghadapi media. Untuk menyelamatkan manusia yang tenggelam ditengah laut cukup menggunakan drone. Untuk meningkatkan penjualan cukup dengan mebuat algortim yang membuat pembeli banyak berdatangan, dan masih banyak lagi hal yang menjadi tantangan yang harus kita hadapi.
Welcome Revolusi Industri 4.0, masa dimana data menjadi kebutuhan primer, air minum menjadi kebutuhan sekunder. Masa dimana manusia dipolarkan oleh isu-isu dan pandangan yang membuat fanatic. Masa dimana imajinasi anak-anak tentang surga tidak komplit disaat surga tidak ada Wi-Fi.