Mohon tunggu...
M. Endy Yulianto
M. Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Vokasi Undip

Hobi rekreasi dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keindahan Sifat Zuhud

26 Desember 2024   17:08 Diperbarui: 26 Desember 2024   17:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamad Endy Julianto/dokpri

Zuhud merupakan sikap hidup yang meninggalkan kecintaan pada dunia dan lebih memfokuskan pada akhirat. Secara bahasa, zuhud berarti menjauhi, menghindari, atau meninggalkan sesuatu. Beberapa ciri-ciri orang yang zuhud, seperti: tidak kikir terhadap peminta, tidak tersibukkan oleh kegiatan duniawi, tidak sombong dan angkuh ketika dipuji, tidak merasa sedih dan terhina ketika dicela, menganggap sama antara pujian dan celaan serta terbebasnya hati dari ketergantungan selain kepada Allah SWT.

Zuhud bukan berarti harus mengosongkan tangan dari memiliki harta. Zuhud juga bukan berarti harus terlihat miskin. Zuhud adalah melepaskan hati dari pengaruh dunia. Zuhud adalah pola hidup yang menjaga diri dari pengaruh harta atau masalah keduniawian, atau tidak terlalu menyibukkan diri terhadap hal-hal yang bersifat materi, melainkan lebih memfokuskan pada kehidupan akhirat.


Bahkan Zuhud itu tidak menjadikan harta sebagai tujuan, tetapi menjadikan harta sebagai sarana mewujudkan tujuan tersebut. Tidak meletakkan kebahagiaan pada hal-hal yang bersifat materi. Lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Pengabdiannya kepada Allah SWT tidak terpengaruh oleh materi dan kesenangan dunia.

Orientasi hidupnya hanya kepada Allah SWT. Orang yang zuhud, dalam bersikap dan berperilaku kesehariannya tidak meninggalkan urusan dunia. Mereka tetap melakukan kegiatan dunia untuk bekal dan kemaslahatan akhirat. Agama Islam menganjurkan untuk hidup seimbang antara dunia dan akhirat.

Ada banyak ayat-ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang keutamaan zuhud. Menjauhkan ketergantungan pada duniawi. Keutamaan zuhud yang pertama adalah menjauhkan diri dari ketergantungan pada duniawi, seperti tercantum dalam Surat Al Kahfi 18:7.

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya." (QS Al-Kahfi 18:7)

Menjadikan diri istiqomah dalam beribadah. Keutamaan berikutnya adalah menjadikan diri istiqomah dalam beribadah sebab fokusnya adalah akhirat.


"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepada-Nya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya satu bagian pun di akhirat." (QS Al-Syura 42:20).

Pada hakikatnya, derajat tertinggi zuhud adalah tidak menyukai segala sesuatu melainkan hanya kepada Allah SWT. Barang siapa yang meninggalkan kelebihan dunia dan membencinya, lalu mencintai akhirat maka dialah orang zuhud di dunia (Mohamad Endy Julianto).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun