Inovasi terus menjadi langkah penggerak bagi para sivitas akademika dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor energi terbarukan. Seperti yang dilakukan oleh Anggun Puspitarini Siswanto, ST, PhD.yang merupakan Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip. Dia dan tim saat ini tengah mengembangkan bahan bakar pesawat terbang dari jelantah.
Anggun Puspitarini Siswanto yang akrab disapa dengan Anggun merupakan dosen muda Prodi TRKI dengan pemilik 11 paten dan h-index scopus 6 telah berinovasi dan mengembangkan riset kolaborasi dengan industry. Riset ini mengusung tema penelitian yakni “Produksi Bioavtur Berbasis Metil Ester Minyak Goreng Bekas Melalui Pengembangaan Reaktor Ozonolisis Nano Gelembung” dengan mendapatkan pendanaan LPDP melalui Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dari BRIN (2023-2025). Tak tanggung-tanggung dalam 1 semester ini Anggun telah berhasil mengantongi 2 Paten Granted, yakni no IDS000007969 dan no IDS000007413.
Anggun menyampaikan bahwa penelitian ini didorong atas keprihatinannya terhadap krisis energi bahan bakar fosil yang menjadi masalah dunia karena ketersediaannya sangat terbatas disamping menyebabkan pemanasan global. Oleh karenanya bersama Tim Peneliti yakni Dr. Ria Desiriani, ST, MT, Drs. Sutrisno, MT, Dr. Novi Hery Yono, ST, MT (Migas Cepu), dan pengelola Mini Plant Biodiesel Sekolah Vokasi UNDIP Mohamad Endy Yulianto serta mahasiswa MBKM Abraham M.N, Shervaya, Fatimah Hapsari, Ade Kurnianto berupaya untuk mengembangkan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui di sektor penerbangan, berupa bioavtur.
Anggun yang mendapatkan gelar kehormatan sebagai Visiting Associate Professor dari National Institute of Technology, Akashi College, Jepang (2018-2019) & sebagai Guest Lecture di HSE University St Petersburg Rusia (2024) mengungkapkan bahwa upaya untuk mengembangkan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan mereduksi emisi gas pemanasan global sekitar 15% di sektor penerbangan, diantaranya dengan penggunaan bioavtur. Negara-negara eropa bahkan telah mentargetkan pencampuran bioavtur sekitar 20%. Salah satu bahan baku untuk produksi bioavtur yang sangat prospektif diantaranya minyak goreng bekas (jelantah), karena merupakan limbah atau buangan minyak pangan dan mudah dikonversi menjadi bahan bakar bioavtur.
Konversi metil ester berbasis minyak goreng bekas menjadi bioavtur melalui proses ozonolisis nano gelembung sangat berpotensi untuk dikembangkan. Keunggulan utama dari inovasi ini adalah tidak menghasilkan banyak polusi, peningkatan konversi dan memiliki selektivitas yang tinggi. Hasil proses ozonolisis adalah terbentuknya senyawa ozonida dan aldehida atau keton pada gugus alkena asam lemak tak jenuh yang terpotong produk metil ester rantai sedang, terang Anggun yang aktif sebagai Panel Reviewer Australia Awards Indonesia.
Anggun yang juga aktif sebagai Reviewer seperti Beasiswa LPDP, Competitive Fund Diksi, dan Kedaireka Matching Fund, memaparkan bahwa kebaruan riset adalah dengan menerapkan teknologi fine bubble technology (FBT) dalam memotong produk metil ester rantai sedang. Reaksi ozonolisis dengan nano gelembung membuat ukuran gelembung, semakin kecil sehingga efisiensi transfer massa semakin besar, kecepatan partikel melambat, waktu operasi semakin cepat dan mereduksi pasokan energi dalam reaktor. Pembentukan gelembung merupakan proses statis atau disertai proses dinamika coalescence dan break up,
Keseluruhan proses pembentukan gelembung, pertumbuhan gelembung dan coalescence disebut dengan istilah kavitasi. Coalescence dikenal dengan istilah bergabungnya gelembung-gelembung halus menjadi gelembung yang lebih besar, kemudian diikuti dengan pecahnya gelembung tersebut dan terbentuknya gelembung ultrafine. Pembentukan gelembung ini dapat dilakukan dengan kavitasi hidrodinamik dan kavitasi partikel, sonikasi, kavitasi elektrokimia, dan agitasi mekanik, imbuh Anggun.
Anggun yang merupakan Asesor IABEE berharap temuan dan aplikasi teknologi diproyeksikan menjadi terobosan penyelesaian masalah bangsa seperti hujan asam dan pemanasan global serta mengurangi impor minyak mentah sebagai sumber BBM. Selain itu hasil riset dapat mendorong tumbuhnya investasi terhadap industri-industri baru, baik industri produksi maupun industri biofuel bioavtur sebagai pengganti bahan bakar fosil, dan dapat memberikan nilai tambah minyak goreng bekas, menjaga stabilitas harga dan memacu perkembangan industri energi terbarukan di Indonesia.
Riset yang dilaksanakan secara sinergis dan melembaga antara Tim Peneliti Vokasi UNDIP, PPSDM Migas Cepu, dan Mini Plant Biodiesel Sekolah Vokasi UNDIP diharapkan mampu merintis produksi dan komersialisasi bioavtur kompetitif berbasis minyak goreng bekas melalui well-proven technology dengan royalty sharing dibidang teknologi. Pada dasarnya akan menjadi acuan pemerintah daerah untuk menyusun kebijakan makro dalam meningkatkan dan mengembangkan perekonomian pemerintah daerah setempat, selain itu akan memberikan dampak pada kemandirian bangsa dalam perluasan lapangan kerja sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tutup Anggun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H