Saat ada sahabat yang menikahkan anaknya di luar kota, tentu senang sekali bila dapat undangan. Selain menyaksikan acara terpenting sahabat, undangan ini dapat menjadi alasan berlibur. Saya pun senang memanfaatkannya untuk ijin ke keluarga supaya bisa menghadiri kondangan bersama sahabat-sahabat "Putih-Abu".
Seperti pagi itu, ada kabar bahagia datang dari sahabat masa SMA yakni Atik Nur yang akan menikahkan putrinya. Ia mengundang saya dan beberapa teman dekat ke pesta pernikahan di kota Karawang,. Saya pun mengatur strategi dengan teman-teman yang berencana pergi bersama, yakni Mutabi'in, Purwati, Endang Widowati, Uswatun Khasanah dan Mohamad Endy Yulianto.
Purwati menyampaikan bahwa semua dimulai dengan mencari waktu yang tepat. Kami harus memastikan untuk mengatur waktu, sedemikian rupa sehingga saat saya pergi tidak mengganggu usaha dan Toko tetap buka. Bahkan pengajuan cuti dari sahabat-sahabat kami juga telah disetujui di tempat kerja masing-masing.
Pernikahannya dilaksanakan pada hari Sabtu. Kami memutuskan berangkat pada hari Sabtu pagi dan pulang pada hari sabtu siang. Sembari menunggu kepastian cuti, tak ada salahnya mulai menyiapkan perbekalan yang akan dibawa selama dalam perjalanan, ujar Uswatun.
Kami mengira ketika pagi itu mau berangkat terasa sangat berat dan males, karena membayangkan perjalanan yang panjang dan melelahkan dari Semarang menuju Karawang tanpa menginap. Namun demikian, ternyata selama dalam perjalanan dan saat kondanga kami sangat menikmati dan bahagia, tutur Mutabi'in.
Endang menambahkan bahwa selama berada dalam mobil, cerita-cerita kenangan manis saat SMA, tertawa dan canda ria penuh kegembiraan menemani sepanjang perjalanan. Tak terasa waktu begitu singkat dan sekitar jam 12.00 siang sudah sampai tujuan. Beberapa sahabat SMA yang tinggal disekitar Karawang dan Bekasi ternyata juga banyak yang berdatangan dan kita saling menumpahkan memori kenagan manis yang sudah terpendam selama 27 tahun.
Â
Meskipun seharian waktunya habis dalam perjalanan, ternyata kalau kita menikmati dengan penuh keceriaan dan kebahagian jadi gak terasa. Â Bahkan saat ini, yang kami rasakan masa-masa itu jadi sangat membekas sebagai kenangan manis yang tak terlupakan. Kami berlima sebagai sehabat jadi seperti kayak keluarga sendiri, saling bantu membatu satu sama lain terutama ketika tertimpa kesusahan, pungkas Endy.
