Pertamina Refinery Unit III Plaju Palembang Sumatera Selatan dan berkolaborasi dengan Yayasan Antara Djaya.
Di pertengahan tahun 2024 mahasiswa Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip kembali menorehkan prestasi gemilang dengan menerima penghargaan juara 1 dalam kompetisi Social and Technology Innovation Challenge (SoTech). Kegiatan bergengsi ini diselenggarakan oleh PTTim ICEDEEP (Inovasi Cerdas untuk Pengembangan Pertanian) merupakan inovator post milenial dari mahasiswa TRKI Vokasi Undip telah mengembangkan digitalisasi system mina padi. Tim ICEDEEP diketuai oleh Syaikha Butsaina Dhiya'ulhaq beserta rekannya Malika Pintanada Kaladinanty dan Haliza Ramadiani dengan Dosen Pembimbing Mohamad Endy Yulianto.
Syaikha Butsaina Dhiya'ulhaq yang kerap disapa Syaikha merupakan mahasiswi angkatan 2020 menyampaikan bahwa kompetisi SoTech pada dasarnya merupakan case-based competition, dimana partisipan diberi 5 topik permasalahan seputar agrikultur (pertanian, perikanan, dan peternakan) yang dialami oleh pelaku kegiatan di area Banyuasin, Sumatera Selatan, yang kemudian harus diselesaikan oleh peserta melalui inovasi penerapan IPTEK (kategori Teknologi) dan langkah pendampingan (kategori Sosial) yang dikembangkan masing-masing tim.
Rangkaian kompetisi SoTech dimulai sejak Februari, yang diikuti oleh 189 peserta, dari 71 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Babak penyisihan 12 besar masing-masing tim diminta untuk membuat prototype inovasi melalui pendanaan SoTech senilai Rp2.000.000 tiap tim (Maret -- Mei). Puncak acara berupa Grand Final yang diselenggarakan pada 2 Juni 2024 di Palembang Indah Mall untuk mempresentasi sekaligus mensimulasikan hasil prototype yang sudah dikembangkan sebelumnya di hadapan juri dan hadirin Exhibition SoTech, terang Syaikha.
Syaikha yang merupakan mahasiswa berprestasi telah memiliki 5 HKI, 1 paper Internasional bereputasi dan beberapa publikasi media massa mengungkapkan bahwa inovasinya diberi bernama Many Paddy. Inovasi itu pada dasarnya merupakan pengembangan Mina Padi dengan tata letak dan integrasi pertanian, peternakan, serta perikanan yang diubah ke dalam tatanan baru, lengkap dengan penggunaan teknologi sensor bertenaga panel surya.
Sementara Malika Pintanada Kaladinanty mahasiswi angkatan 2022 dengan pemilik 2 HKI biasa disapa Malika menyatakan bahwa prototype yang dikembangkan dengan skala pengecilan 1:500, berhasil mengintegrasikan sensor pH air kolam perikanan dengan sensor ketinggian level air sawah. Apabila pH kolam air perikanan menurun hingga di bawah 5, maka air akan dialirkan dari kolam menuju sawah.
Malika juga menambahkan bawa pada pH di bawah 5, terdapat pakan ikan yang sudah terdekomposisi bersama dengan residu ikan, membentuk nitrat dan nitrogen yang apabila diutilisasi sebagai air persawahan akan dapat membantu memenuhi kebutuhan zat hara pada sawah.
Air akan dialirkan dari kolam ke sawah hingga ketinggian air di sawah tercapai 1,5 cm. Apabila air sawah kurang dari 1 cm, maka air akan disuplai dari kolam ikan atau sumber air luar. Apabila air sawah lebih dari 1,5 cm, maka sensor akan mendeteksi dan langsung mengeluarkan air dari sawah hingga tercapai ketinggian optimal, tutur Haliza .
Tak tanggung-tanggung prototype inovatif juga dilengkapi fermentor mini yang terletak di dekat kandang bebek, untuk fermentasi feses ikan bebek dicampur dengan bahan lain seperti EM4, dedak padi, air, dan larutan gula merah selama 2 Minggu, yang selanjutnya digunakan sebagai pakan ikan yang dibiakkan di bawah kandang bebek. Dengan pengaplikasian dua sensor yang saling terintegrasi ini, diharapkan penggunaan air sebagai sumber daya utama dalam kegiatan agrikultural menjadi lebih tepat guna dan optimal, jelas Syaikha.