Mohon tunggu...
M. Endy Yulianto
M. Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Vokasi Undip

Hobi rekreasi dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Vokasi Undip Kembangkan Digitalisasi Pengolahan Limbah dengan Handphone

2 Juni 2024   23:49 Diperbarui: 3 Juni 2024   00:26 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi para mahasiswa ternyata bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan terus menjadi langkah penggerak dalam upaya meningkatkan kelestarian lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undip berhasil meraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024. Program kompetitif mahasiswa yang didanai oleh Ditjen Diktiristek merupakan bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) dengan Tim yang terdiri dari 5 mahasiswa.

Tim PKM-PI ini diketuai oleh Salsa Kamilia dan 4 anggota mahasiswa yakni Alam Surya Negara, Amsal Jobit Mangaraja Sinaga, Mohamad Rasyid Bahaudin, dan Yessy Nathania dan didampingi oleh Rizka Amalia, ST. MT sebagai dosen pembimbing. Tema yang diangkat pada PKM-PI berupa "Implementasi Fermentor Pupuk Cair Limbah Tahu (FERMENTA) Berbasis Mikrokontroler ESP32 di Rumah Produksi Tahu Cikal. Ma.Ede Sebagai Upaya Pengolahan Limbah".

Salsa Kamilia yang biasa disapa Salsa menyampaikan bahwa awal mula ide Tim PKM ini muncul saat adanya tugas mata kuliah teknologi pangan berupa kunjungan ke industri skala kecil/rumah produksi yang memproses bahan pangan yang memerlukan proses fermentasi. Dari situ Salsa Kamilia teringat salah satu rumah produksi tahu yang pernah dikunjungi  yaitu bernama Rumah Produksi Tahu Cikal. Ma.Ede yang berada di jl. Klipang Raya Golf, Plamongan Sari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Rumah produksi tahu meskipun sangat prospektif dalam produksinya, akan tetapi ternyata menghasilkan limbah yang berupa ampas tahu dan limbah cair. Bahkan proses pengolahan limbahnya belum dikelola dengan baik, sehingga menyebabkan bau kurang sedap di lingkungan kerja. Hal ini menyebabkan lingkungan yang tidak nyaman bagi pekerja dan mengakibatkan pencemaran lingkungan disekitar tempat pembuangan limbah, terang Alam panggilan Alam Surya Negara.

 

Amsal juga menambahkan bahwa akibat yang ditimbulkan dari pembungan limbah tersebut yang belum memenuhi baku mutu air limbah, sehingga menyebabkan lingkungan tidak sehat. Meninjau dari kasus yang ada tersebut, kami satu tim terpikirkan untuk mengatasi permasalahan terkait pengolahan limbah dari produksi tahu untuk dapat diolah menjadi pupuk organik cair melalui pengembangan IPTEK ramah lingkungan.

Tim PKM-PI Prodi TRKI Vokasi Undip/dokpri
Tim PKM-PI Prodi TRKI Vokasi Undip/dokpri

Setelah berdiskusi muncul ide inovatif berupa teknologi fermentor yang diberi nama "fermenta " untuk mengolah limbah tahu untuk dijadikan pupuk organik cair. Kebaruan fermentor yang akan diterapkembangkan ini merupakan modifikasi dengan beberapa komponen seperti agitator untuk mempercepat proses fermentasi serta memastikan distribusi yang merata dari mikroorganisme dan juga dilengkapi sensor ph dan sensor suhu ds1820, jelas Rasyid.

Yessy mengungkapkan bahwa penambahan sensor ini tujuannya untuk mengamati suhu ketika proses fermentasi agar tetap stabil dan sesuai kebutuhan. Pemantauan ini dapat dilakukan dari jarak jauh yaitu melalui aplikasi "Blynk" yang dapat di download di handphone dan bisa dipantau kapanpun dan dimanapun dengan tujuan agar mengetahui berapa suhu dan pH yang terjadi pada proses fermentasi sehingga dapat tahu kapan proses fermentasi sudah selesai.

Penerapan IPTEK pada mitra industri, melalui digitalisasi dapat memberikan manfaat berupa solusi pengolahan limbah tahu yang diolah menjadi pupuk organik cair. Pengolahan limbah ini dapat meningkatkan kelestarian lingkungan yang ada di sekitar rumah Produksi Tahu Sumedang Cikal. Ma.Ede, karena dengan lingkungan yang bersih dan nyaman membuat para pekerja betah melakukan aktivitas. Selain itu dari hasil pupuk organik cair ini juga dapat menambah profit pada mitra sehingga menambah nilai ekonomis dikarenakan pupuk organik cair ini dapat dijual lagi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat seperti petani dan lainnya, tutup Salsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun