Mohon tunggu...
M. Endy Yulianto
M. Endy Yulianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Vokasi Undip

Hobi rekreasi dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa TRKI Vokasi Undip, Inovasi Penyediaan Air Bersih dengan Membran Tubular Flow Ceramic

25 Mei 2024   07:16 Diperbarui: 25 Mei 2024   07:30 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswi Prodi TRKI Vokasi Undip/dokpri

Kasus pencemaran air yang terjadi di beberapa tempat di wilayah Indonesia layak mendapat banyak sorotan publik. Tidak hanya industri besar, industri skala kecil pun turut menyumbangkan limbah ke perairan. Berbicara mengenai pencemaran air, kondisi tersebut dapat diakibatkan karena adanya bahan pencemar maupun limbah buangan seperti gas, bahan terlarut, dan partikulat yang masuk dalam air. Bahan pencemar yang masuk ini dapat berasal dari berbagai sumber, khususnya atmosfer, tanah, run off dari lahan pertanian, aktivitas domestic, perkotaan, dan industri. Air yang sudah tercemar oleh limbah sudah dapat dipastikan tidak lolos dalam uji kualifikasi sebagai air layak pakai ataupun konsumsi. Hal tersebut diakibatkan adanya kandungan micropollutan atau senyawa berbahaya yang berasal dari limbah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, terdapat 10.683 desa maupun kelurahan di Indinesia mengalami kasus pencemaran air. Hasil data menunjukkan bahwa Pulau Jawa menduduki peringkat pertama akan kasus pencemaran air tersebut, diantaranya ada 1.310 desa di Jawa Tengah, 1.217 desa di Jawa Barat, dan 1.152 desa di Jawa Timur. Disusul dengan Kalimantan Barat sebanyak 715 desa dan Sumatera Utara sebanyak 673 desa. Tingginya kasus pencemaran air di Indonesia ini dapat menjadi ancaman dan sudah sepatunyanya berbagai pihak turut andil dalam mengatasinya.

Berkaca dari kasus yang cukup memprihatinkan tadi, inovasi mutakhir terus digali demi memberikan solusi terbaik. Salah satu terobosan baru hadir dari Neverland Team dari Mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI), Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro. Tim yang diketuai oleh Amelia Rizky Adiyatma beserta rekannya Syaikha Butsaina Dhiya'ulhaq dan Syakilla Adha Nandianta menyampaikan gagasan kreatifnya dalam mengatasi permasalahan mengenai pencemaran air, khusunya yang pernah terjadi di Jawa Tengah.

Gagasan yang dituangkan oleh tim ini mendukung kemajuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 6 mengenai penjaminan ketersediaan dan pengolahan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. "Poin penting dalam inovasi ini adalah pemanfaatan ceramic membrane tubular cross flow sebagai media filtrasi yang tersusun atas 3 lapis ceramic membrane dengan fungsi berbeda -- beda. Adanya kombinasi dengan reaksi ozonasi diharapkan proses yang terjadi di dalam membran mampu menghilangkan secara optimal senyawa micropollutan berbahaya seperti atrazine, endosulfat dan MTBE," tutur Amelia.

Syaikha menyampaikan bahwa gagasan yang digali melalui metode PICOS (Problem, Indicator, Comparation, Outcome, dan Study Design) ini berfokus terhadap upaya untuk menyediaakan air bersih dan siap pakai. "Proses ozonasi umumnya digunakan pada pengolaha air minum. Namun, jika diterapkan pada pengolahan air tentunya dapat meningkatkan kualitasnya," ujar Syaikha. Penambahan ozon ke dalam air bertujuan untuk membunuh kuman dan bakteri seperti Escherichia coli dan Salmonella enteriditis. Selain itu, ozon juga dapat menguraikan berbagai macam senyawa organic beracun yang terkandung dalam air, seperti benzene, atrazine, dioxin, dan berbagai macam zat pewarna organik. "Terlepas kelebihan yang ada, penggunaan ozon juga harus dijaga kadarnya. Hal tersebut dikarenakan bahan tersebut memiliki sifat yang sangat reaktif dan dapat dengan mudah terdekomposisi menjadi atom O2 dan O sehingga dapat bereaksi dan mengoksidasi dengan mudah zat lain disekitarnya," tambah Syaikha.

Selain memberikan gagasan inovatif mengenai instumen pengolahan air yang mutakhir, Neverland Team juga menyampaikan gagasannya mengenai sistematika penyaringan yang optimum untuk menghasilkan air dengan kualitas yang baik. Syakilla menjelaskan bahwa proses penyaringan air menggunakan ceramic membrane contactor dimulai dari injeksi gas ozon-oksigen sebagai agen pengoksidasi atrazine. Air yang akan diolah akan masuk melalui bagian dalam membrane yang terdiri atas 3 lapisan. Di dalamnya air akan akan disaring dari dikandungan atrazine dan endosulfannya oleh gas oksigen-ozon yang juga diinjeksikan tadi. Air hasil penyaringan akan keluar dan masuk ke tangki penyimpana akhir.

Penggunaan inovasi teknologi hybrid membrane ozonation ini diharapakan mampu mengurangi senyawa micropollutan secara efektif sehingga air bersih dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dan sanitasi layak dapat terwujud. "Sejak awal penyusunan gagasan ini, kami berpikir untuk membuat sistem penyaring air hingga partikel terkecil yang biasa diabaikan, tetapi memberikan dampak merugikan, seperti endosulfan. Terima kasih pada Bapak Mohamad Endy Julianto yang telah memberikan arahan pada kami selama proses pengembangan gagasan ini," tutup Amelia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun