Gagasan dan inovasi para mahasiswa milenial bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat dan akan membawa Indonesia menjadi negara maju. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Diponegoro Semarang (UNDIP) yakni Mohammad Nabil Kurnianto. Mahasiswa semester IV yang biasa disapa Nabil telah menggagas produk usaha capsaicin cabai powder kaya nutrisi dan gizi tinggi yang diberi nama CapsiHOT.
Nabil menyampaikan bahwa ide inovatif untuk produksi dan komersialisasi capsaicin cabai powder berbasis teknologi ekstraksi hidrotermal telah digagas bersama mahasiswi Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI), yakni Malika Pintanada Kaladinanty. Malika mengungkapkan bahwa manfaat yang dihasilkan dari inovasi ini antara lain produk capsaicin cabai powder yang dihasilkan melalui inovasi laboratorium akan menjadi produk komersial industry (formulasi terstandar, pengembangan kemasan dan merek produk),
Bahkan jika gagasan ini terealisasi dan ada pendanaan akan bermanfaat dalam memperoleh legalitas usaha, produk capsaicin cabai powder mendapatkan sertifikasi PIRT dan sertifikat halal, memperoleh sertifikasi kekayaan intelektual (paten dan merek CapsiHOT), dan meningkatkan promosi produk capsaicin cabai powder melalui pameran yang diikuti, papar Nabil.
Nabil menjelaskan bahwa riset pasar akan dilakukan dengan tujuan mendapatkan data entry dan exit barrier, kekuatan suplier, kekuatan customer, kekuatan kompetitor dan produk substitusi. Kegiatan ini akan melibatkan pakar yang bergerak dalam bidang riset pasar.
Data entry dan exit barrier akan memberikan informasi mengenai hal hal yang dapat mempermudah serta menghambat bagi usaha produksi produk capsaicin cabai powder untuk masuk ke dalam bisnis bumbu instan. Riset pasar mengenai kekuatan suplier akan memberikan data mengenai potensi kekuatan suplai bahan baku, terang Nabil.
Nabil menambahkan bahwa riset pasar mengenai kekuatan customer akan memberikan data mengenai potensi dan kekuatan customer. Data kekuatan kompetitor diperlukan untuk dapat memahami posisi capsaicin cabai powder diantara produk-produk sejenis. Riset pasar juga akan ditujukan untuk mendapatkan data produk substitusi.
 Menyeleksi langkah pasar sasaran merupakan langkah awal strategi pemasaran. Target pemasaran jelas membutuhkan segmentasi pasar ke dalam kategori jenis atau segmen pelanggan. Segmentasi pasar produk capsaicin cabai powder perlu dilakukan berdasar pada variabel segmentasi geografi, demografis, psikografi dan tingkah laku, tutur Nabil.
Nabil mengungkapkan bahwa dari segi geografi, produk capsaicin cabai powder ini ditujukan dipasarkan untuk konsumen menengah keatas di seluruh kawasan Indonesia, baik yang tinggal di daerah beriklim sejuk maupun panas, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dari segi demografi, produk produk capsaicin cabai powder ini ditujukan untuk dapat dikonsumsi baik oleh pria maupun wanita, dengan tidak ada batasan usia. Dari sisi pekerjaan, semua orang dengan berbagai jenis pekerjaan juga dapat menikmatinya.
Semua orang dengan latar belakang pendidikan, dengan berbagai latar agama juga dapat mengkonsumsinya. Sementara itu, dari psikografis dan tingkah laku, produk capsaicin cabai powder ini ditujukan pada orang yang menyukai produk makanan berbasis bumbu instan serta orang yang peduli terhadap kualitas produk serta memahami manfaat kesehata produk capsaicin cabai powder. Produk capsaicin cabai powder ini juga ditujukan bagi restoran dan hotel, pungkas Nabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H