Semua orang tau tentang situs pertemanan yang sudah menjamur sekarang ini, hampir semua orang di indonesia pasti mempunyainya terutama kota - kota besar. Pertemanan di dunia maya memang seperti virus yang mudah menyebar dan tidak mengenal usia, dari kalangan anak kecil hingga kalangan dewasa maupun orang tua mempunyainya. Banyak dari segi positif maupun dari segi negatif yang menuai perdebatan dan pro dan kontra di kalangan masyarakat, hingga pada tahun 2008 - 2009 sempat dikecam dari berbagai pihak karena adanya beberapa alasan negatif, dan alasan negatif tersebut adalah : Situs pertemanan sebagai ajang perselingkuhan dikalangan pacar atau suami istri, sebagai, ajang pornografi, ajang pembohongan sosial atau penipuan, ajang "pencarian jodoh".
Segi negatif diatas memang hanya baru sebagian kecil yang menjadi perdebatan di masyarakata luas. Di lingkungan kota - kota besar maupun kecil yang paling menjadi perdebatan adalah facebook sebagai ajang pornografi, atau alatkomunikasi yang menjadikan pornografi barang dagang. Memang orang - orang atau kelompok tertentu yang membuat group atau beberapa facebook palsu yang mengatasnamakan pornografi. Sering ditemukan, situs pertemanan palsu yang menggunakan foto profil wanita tetapi berkata - kata jorok dan mempamerkan alat vital dari tubuh mereka hanya untuk menarik lawan jenis maupun sesama jenis kelamin. Group - group pornografi di situs pertemanan memang tak negatif, ada beberapa group di facebook yang menjadikan pornografi adalah seni, bukan video 3gp atau yang lainnya, namun mengabadikan keindahan tubuh wanita melalui karya foto - foto yang hasil akhirnya mempunyai nilai tinggi. Karena, bentuk tubuh atau pose dari sang model tidak mencerminkan pornografi, memang tanpa busana namun hanya melihatkan punggung dan bagian belakang lainnya
Tidak seperti group lainnya, yang menggunakan foto hingga video porno untuk menarik perhatian penggemar group tersebut. Beberapa group yang mengatasnamakan pornografi memang bertujuan untuk hiburan dan seni, namun dalam kenyataannya group - group tersebut tanpa secara langsung menjadikan tempat prostitusi meskipun hanya melalui dunia maya. Jika, di dunia nyata kita dapat melihat prostitusi selalu berdampingan dengan uang, kontak fisik (hubungan lelaki dengan perempuan) dan beberapa hal lainnya. Namun, prostitusi yang ada di dunia maya juga tak jauh berbeda dari apa yang terjadi di dunia maya, seperti adanya group - group yang menggunakan nama phonesex, chatsex dan cybersex lainnya. Ini terbukti mempunyai penggemar lebih banyak ketimbang prostitusi di dunia nyata. Ini karena orang - orang yang menggemari ajang cyberxex tidak akan terkena penyakit aids atau penyakit kelamin yang menular karena tidak ada kontak fisik dari mereka sendiri.
Kebanyakan orang memang telah menyukai atau menggemari group - group seperti yang disebutkan diatas, namun group - group tersebut etelah dijadikan bisnis pribadi oleh beberapa orang tertentu. Banyak, orang juga tertipu oleh apa yang disajikan oleh group - group tersebut. Salah satu contoh adalah ketika group atau salah satu akun situs pertemanan yang menggunakan nama wanita dan menggunakan foto profil wanita cantik dan seksi, tetapi dia mempromosikan dirinya melalui group - group tersebut. Tidak jauh seperti yang ada di dunia nyata, mereka juga dapat menarik tarif atau memasang harga yang sudah di patok oleh mereka meskipun tidak semahal yang ada di dunia nyata.
Seperti yang ada di salah satu group phonesex, seorang wanita membeberkan nomer handphone serta nama dan umurnya hanya untuk mendapatkan kepuasan sesaat. Seperti yang dikatakan oleh seorang wanita yang kebetulan dapat di wawancarai melalui salah satu situs chat di dunia maya yang kebetulan dia adalah salah satu penggemar chatsex. Dia mengatakan bahwa "cewe tuh tidak bisa munafik, kadang dia juga bisa pengen tapi hasrat cewe biasanya takut disampaikan akibatnya dilampiaskan melalui cara - cara tersebut yang penting dapat nikmat,dan hasrat tersalur tapi enggak melakukan hubungan intim" jelas narasumber. Dibandingkan berhubungan intim sunguhan, karena narasumber jga belum pernah sama sekali berhubungan intim dengan orang yang belum dikenal.
Kasus diatas dapat mewakili bagaimana penyalahgunaan perkembangan teknologi di Indonesia, dahulu orang dapat berhubungan intim hanya dengan suami atau melakukanya dengan para "pelayan" atau sering disebut sebagai PSK. Namun, dengan adanya teknologi yang canggih, para pecinta kenikmatan sesaat tersebut bisa melakukannya walau hanya di dunia maya. Selain facebook dan situs pertemanan lainnya, ada beberapa web yang memang meneyediakan khusus untuk chatsex dengan mengunakan kamera web yang sering disebut sebagai webcam. Tidak hanya di Indonesia saja, namun juga meliputi negara - negara yang lain yang memungkinkan dapat melakukan hal hal tersebut dengan teman yang berada di luar negeri. Namun, terkadang mereka juga terkendala oleh bahasa masing - masing. Narasumber yang saya wawancarai belum pernah sekalipun berhubungan chatsex didunia maya dengan orang luar negeri. Sepertinya kepuasan dan kenikmatan yang dia dpatkan sudah merubah rasa malu menjadi mau, karena siapa saja yang sudah sering melakukannya pasti akan ketagihan. Diibaratkan seperti anak kecil yang menginginkan permen atau makanan yang enak, ketika sudah habis anak kecil tersebut menginginkannya lagi dan lagi. Ibarat ini cocok utntuk orang - oprang yang suka dengan hal - hal yang berbau seksualitas seperti ini, karena mereka seperti menemukan sebuah permen yang mempunyai arasa yang manis dan tidak membosankan yang membuat orang dapat ketagihan.
Ini berbeda dengan beberapa orang yang merespon sebaliknya, mereka mengatakan bahwa kegiatan orang yang melakukan sex di dunia maya itu adalah orang yang mempunyai kelainan seksual, kegiatan seksual itu juga menyimpang karena yang menjadi pemuas hanya suara atau kata - kata dan didukung oleh video yang menggunakan webcam. Video itu sebenarnya membantu para pencinta chat, agar lebih yakin siapa yang diajak berkomunikasi, dan lebih memudhkan memperlihatkan ekspresi wajah atau gerak tubuh. Namun, lagi - lagi, kamera yang hanya berharga sekitar puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah ini disalahkgunakan oleh pra pecinta chat. Kamera ini digunakan untuk mempertotonkan bagian tubuh yang seharusnya tidak dipetotonkan secara umu, walaupun terkadang memenag hanya melibatkan 1 wanita dan 1 pria dalam kegiatan seksualitas di dunia maya.
Biasanya, mereka sering berkenalan melalui situs pertemanan yang sudah ada sekarang ini, lalu mereka berlanjut dengan chating dan saling tukar alamat email atau alamat situs web yang memang menyediakan beberapa fasilitas chat dan webcam. Kasus - kasus diatas sepertinya susah untuk dihentikan, karena semua tergantung pada personal masing masing. Pemerintah pernah ingin mengeblokir situs - situs porno atau situs - situs lainnya, namun dalam kenyataannya semua nya masih dapat siakses melalui internet. Mereka para pelaku chatsex atau phonesex, tidak pernah berpikran akan peraturan yang sudah diberikan oleh owner atau pengelola web agar tidak menayangkan kegiatan porno atau sebagainya, negara juga sudah melarang dengan melahirkan UU APP atau Undang Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi yang sudah disahkan pada tanggal 30 Oktober 2008.
Namun, mereka sepertinya tidak perduli dengan keadaan itu, mungkin yang ada dipikiran mereka hanya menuntaskan kebutuhan biologis mereka tanpa memikirkan peraturan yanga ada. Seperti yang sudah dikatakan diatas, bahwa kasus chatsex dan phonsex adalah salah satu fenomena yang unik yang belum pernah ada sebelumnya, dulu hanya ada di sebuah iklan yang mencantumkan nomor telepon atua sering disebut hotline. Tetapi kini tidak, semua orang bisa melakukannya tanpa batas karena kemajuan teknologi juga mendukung hal tersebut, meskipun tidak secara langsung dan semua tergantung kepada personal masing - masing dan kembali kepada kesadaran dan pikiran positif dari semua orang, unutk mau atau tidak melakukan kegiatan chatsex atau cyberxex di dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H