Semua orang sudah tau Jakarta semakin hari semakin semrawut dan semakin macet, waktu tempuh di jalanan semakin menyita waktu, warga jakarta hanya bisa mengeluh dan mengeluh, tetapi jakarta telah memberikan kehidupan bagi jutaan orang dan hampir tidak memberikan pilihan. Kebijakan mengatasi kemacetan pemerintah hanya setengah hati, semua bikinnya setengah setengah, busway di bikin cuma beberapa koridor setengah dari seharusnya, itupun juga dengan armada yang setengah dari jumlah semestinya pula, bikin monorile setengah juga, cuma kalo monorile cuma baru di bikin setengah tiangnya saja he..he.., Pemerintah DKI sudah tau tidak mampu membangun transportasi dengan baik, tetapi masak menertibkan transportasi saja juga tidak mampu, mampunya ya cuma bikin tambah sengsara rakyatnya. kali ini saya mau menyoroti metromini dan bajaj, kendaraan kakak beradik, (warnanya sama, kelakuan juga sama). Yang saya bingung apa ya hebatnya 2 jenis kendaraan ini? kok sangat sakti sekali. ketika metromini berhenti di tengah jalan naikin maupun nurunin penumpang, ketika metromini berjalan zigzag membahayakan kendaraan lain, ketika metromini jadi biang kemacetan karena mangkal seenaknya, ketika metromini menyerobot jalur busway, ketika metromini mengepulkan asap hitam, ketika metromini jadi sarang copet,ketika metromini lampunya mati semua, begitu juga dengan bajai kendaraan roda tiga ini hampir sama kelakuannya sama dengan metromini, suara yang brisik, jalanya yang membahayakan orang lain karena rata2 sudah tidak ada lampunya semua! yang saya bingung kok gak ada yang bisa menghukum ya, kok gak ada yang bisa menindak ya, kok pak polisi sayang sekali ya sama kedua kendaraan ini. coba kalo kendaraan pribadi motor maupun mobil, salah sedikit saja dari jarak 1 km, pak polisi pasti sudah lihat dan langsung di tilang. Maaf bukannya saya tendensius sama kedua tranportasi ini yang identik dengan rakyat kecil, tetapi kedua kendaraan ini benar benar mebahayakan nyawa orang lain, dan sudah tidak sesuai dengan kondisi jakarta saat ini. solusinya sudah banyak di bahas dimana mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H