Belum lama ini, seorang wanita berusia 25 tahun, datang konsultasi karena merasa sulit mendapatkan jodoh. “Saya sebenarnya tidak masalah. Tapi tahu sendiri kan, orang tua sudah mulai sering menyindir dengan bahasa yang kadang kurang enak di hati,” sebut wanita yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini.
Wanita ini, sebut saja namanya Anjani, terakhir pernah menjalin hubungan dengan laki-laki dua tahun lalu. Setelah itu, dia mengaku selalu gagal menjalin hubungan. Jangankan untuk menjalin hubungan, untuk dekat dengan laki-laki saja, dia merasa ada yang mengganjal.
Ya, ada satu masalah yang belakangan sering muncul, yaitu rasa tidak percaya diri. Gangguan rasa percaya diri itu dirasakan semakin hari justru semakin besar. Akibatnya, baru didekati dengan cowok, dia pun mengaku langsung kurang nyaman dan kurang pede.
Selama dua tahun itu pula, Anjani mengaku mudah cemas, selain itu juga merasa kesepian dan merasa menjadi orang yang tidak berharga. Hal itu bisa diketahui dari formulir yang dia isi, sebelum proses terapi dilakukan.
Sesuai prosedur Adi W. Gunawan Institute, tempat di mana saya memperdalam ilmu teknologi pikiran, Anjani saya berikan penjelasan soal alur hipnoterapi yang akan dilakukan. Wanita ini pun memahami alur dan proses hipnoterapi yang akan berlangsung, sehingga dia pun bersedia menjalani sesi ini dengan mudah dan menyenangkan.
Karena sudah memahami alurnya, tak sulit membawa Anjani ke dalam kondisi kedalaman pikiran yang sesuai dengan standar terapi. Proses hipnoanalisis pun dilakukan untuk mencari penyebab atau akar masalah dari rasa percaya diri yang mengganggu Anjani.
Akar masalah ternyata terjadi ketika Anjani berusia 8 tahun. Ketika itu, Anjani yang masih duduk di sekolah dasar, tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis. Oleh gurunya, Anjani mendapat hukuman berupa jeweran di telinga.
Ya, ternyata itulah penyebab awal atau akar masalah dari munculnya rasa tidak percaya diri dari Anjani. Hukuman berupa telinga yang dijewer mungkin dianggap sepele di masa lalu. Namun faktanya, dampaknya terbawa hingga saat ini.
Anjani pun dibimbing untuk menghilangkan trauma atas berbagai kejadian di masa lalunya itu. Ya, selain jeweran di telinga, ada juga beberapa kejadian lain yang juga menjadi penyebab semakin kuatnya rasa tidak percaya diri wanita ini.
Proses restrukturisasi selesai, Anjani pun dibawa kembali ke dalam kondisi kesadaran normal seperti sedia kala. Wanita ini pun mengaku merasa lega dan plong. Semua beban di pikirannya, langsung hilang dan merasa lebih nyaman.
Dua hari lalu, Anjani pun berkirim pesan pendek, bahwa dirinya merasa semakin nyaman dan lebih percaya diri. “Saya sedang pedekate nih pak sama cowok satu kantor dengan saya. Doakan ya pak,” tulisnya dengan tambahan logo emosi senyum. Selamat ya Anjani, semoga mendapatkan jodoh sesuai yang diharapkan. Aamiin. (*)