Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wahai LGBT, Mau Mati dengan Cara Apa?

11 Februari 2016   21:01 Diperbarui: 11 Februari 2016   21:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meski sebelumnya pernah menulis soal Lesbian, Gay, Biseks, dan Transgender (LGBT), namun sejatinya saya enggan menulis lagi soal ini. Namun, nurani saya tergolak ketika di Indonesia, sekelompok orang yang menjadi ‘penganut aliran’ LGBT ini, berani terang-terangan turun ke jalan, meminta dukungan agar dilegalkan. Dengan kemasan hak asasi manusia (HAM), mereka berharap pihak berwenang bisa melegalkan orientasi pasangan yang tidak lazim ini.   

Saya, sekali lagi, tidak dalam kapasitas memberikan penilaian, apakah LGBT itu perlu didukung atau tidak. Namun, sebagai warga biasa, izinkan saya untuk menyampaikan pendapat, dari sisi saya, didukung kemampuan sebagai praktisi teknologi pikiran, dan juga pengalaman puluhan tahun sebagai wartawan.

Saya membayangkan, manusia tak ubahnya seperti mobil. Setiap mobil yang diproduksi oleh pabrik, sudah jelas pasti dilengkapi dengan buku petunjuk pemakaian mobil. Selain itu, mobil juga harus menjalani servis rutin atau pemeliharaan berkala, untuk menjamin mobil selalu dalam kondisi prima. 

Anda yang memiliki mobil, dan patuh terhadap ketentuan servis berkala, tentu mobil akan berumur panjang dan tidak akan ada kendala berarti. Selain itu, jika sesuai dengan cara pakainya, maka garansi dari mobil pun berlaku. Kenapa, karena mobil dipakai secara normal dan kerusakan pun dalam kondisi wajar pula.

Namun, coba perhatikan jika mobil sudah mengalami modifikasi ini dan itu. Bahkan jauh dari bentuk aslinya. Maka umumnya, pihak asuransi akan menolak klaim dari mobil ini jika terjadi apa-apa. Kenapa? Karena tidak sesuai dengan klausul dan kondisi mobil memang sudah berubah total.

Sang Maha Pencipta, juga sama. Sebagai pencipta manusia, Sang Khalik sudah memberikan buku petunjuk yang jelas, dalam bentuk kitab suci. Karena itu, jika tiba-tiba terjadi ‘kerusakan’ pada manusia, sebenarnya mudah. Tinggal buka buku petunjuk yang ada, dan jawaban pasti akan ditemukan dengan mudah. Karena, sebagai pencipta manusia, Tuhan sudah memberikan jaminan layanan prima, dari mulai ‘proses produksi’ manusia, manusia hidup di bumi, sampai layanan purna jual alias after sales, yakni ketika manusia kembali ke alam baka.

Harga purna jual untuk setiap manusia, tentu akan berbeda. Bergantung pada kerusakan yang terjadi dan kondisi mobil saat itu.

Lalu, apa hubungannya dengan LGBT? Begini, bagi saya, sekali lagi ini menurut saya, LGBT ini sama halnya mobil yang sudah dimodifikasi, tidak lagi asli.

Karena itu, jangan heran jika ‘pihak pabrik’ tidak peduli atas kerusakan yang terjadi pada mobil bernama LGBT ini. Proses reparasi tentu tidak bisa serta merta dilakukan karena kondisi mobil sudah tidak lagi seperti aslinya. Pihak asuransi jelas akan menolak klaim yang diajukan.

Itu sebabnya, dengan kerendahan hati yang paling dalam, saya hanya ingin mengajak kaum LGBT untuk mengembalikan kondisi mobil, seperti sedia kala. Meski ini adalah hak setiap individu, namun namanya mengajak tentu sah-sah saja. Diikuti syukur, ngga diikuti ya terus melakukan sosialisasi.

Sekali lagi saya hanya ingin menyampaikan, faktanya LGBT bisa dibuat normal kembali. Seperti artikel yang sudah saya tulis sebelumnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun