Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rindu Kampung Halaman, Warga di Kalimantan Gelar Wayang Kulit

17 Juli 2022   17:48 Diperbarui: 17 Juli 2022   18:11 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Panitia, Bagus Susetyo menyampaikan, sengaja menggelar Gebyar UMKM dan Seni Budaya untuk membangkitkan kembali sektor ekonomi dan seni budaya setelah sebelumnya daerah ini mengalami pandemi.

"Alhamdulillah, sejak kegiatan dilakukan, pengunjung selalu ramai. Pedagang bersyukur bisa merasakan manfaat dari acara ini. Termasuk para pelaku seni budaya, bisa kembali tampil," ujarnya.   Ia juga berharap, kegiatan ini bisa mengobati kerinduan warga Jawa akan kampung halaman karena selama kurang lebih 3 tahun tidak bisa pulang kampung dikarenakan pandemi Covid 19.

Rangkaian kegiatan yang digelar sejak 14 Juli 2022 itu menampilkan berbagai kelompok seni budaya Jawa dari berbagai daerah. Untuk Reog Ponorogo misalnya, dihadirkan dari Singo Menggolo Balikpapan, Singo Budoyo Bontang, Gogor Benua Etam, Kukar. Sementara Reog Ponorogo dari Samarinda masing-masing dari Singo Lelono Kampung Jawa, Sardullo Seto Mugirejo, Wasesso Selili, Singo Baruno Sepontan Palaran, Singo Joyo Mulyo Cendana, dan Singo Mudho Segiri. Tak ketinggalan kesenian kuda lumping Mego Budoyo dan Turonggo Taruno Mudho.  

Tak hanya kesenian dari Jawa, gebyar kegiatan juga menampilkan Tari Dayak Pesona Mahakam, Tari Jepen Tajong Samarinda, hingga menampilkan kelompok Sadiwara Mamanda (Sandima).

Khusus kegiatan wayang kulit, benar-benar dipenuhi penonton hingga dini hari. Warga tidak beranjak dari tempat duduk meski secara lesehan di halaman parkir, sampai pagelaran wayang itu benar-benar selesai.

Kepiawaian dalang Ki Anom Dwijo Kangko memainkan wayang kulit itu menjadi magnet tersendiri. Diselingi humor segar dan kritik membangun, serta petuah-petuah yang bernas, menjadikan penonton betah menyaksikan wayang kulit ini. Ditambah banyolan Gareng dari Semarang juga membuat penonton tergelak. Gareng juga sempat mendaulat Ketua Ika Pakarti Rusmadi Wongso dan pengurus lainnya, untuk naik panggung dan nyanyi bersama.  (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun