Dalam proses terapi menggunakan teknik hipnoterapi klinis berbasis teknologi pikiran, konsep multidimensi dalam film ini sejatinya adalah teknik regresi.
Simak ketika Peter Parker ingin mengubah masa lalu, maka harus dihadirkan dulu semua yang terlibat dari masa lalu. Tapi, semua dilakukan sekarang. Inilah yang disebut regresi. Ketika melakukan terapi pada orang lain, saya pun akan menghadirkan masa lalu orang lain pada masa sekarang.Â
Proses rekonstruksi ulang pada masa lalu itulah yang akan menyembuhkan seseorang dari persoalan terkait emosi, hati, atau mental dan pikiran yang mengganggu. Jika persoalan di masa lalu selesai, maka masa sekarang dan masa yang akan datang akan berubah.
Sebagai contoh ketika melakukan terapi pada orang yang dendam atau luka batin terhadap seseorang lainnya. Maka, dibawa ke masa lalu untuk mencari penyebab atau akar masalah atas dendam itu. Jika sudah ketemu dan dilakukan rekonstruksi ulang, maka ketika bertemu dengan seseorang itu lagi, dendamnya akan hilang. Lenyap.
Di akhir film, diperlihatkan bagaimana semua orang lupa dengan keberadaan Peter Parker. Lagi-lagi, proses menghapus sesuatu yang menimbulkan luka batin, juga bisa dilakukan dalam hipnoterapi klinis. Ini dilakukan terhadap misalnya korban kekerasan atau pelecehan seksual. Dengan teknik khusus, tanpa mantra seperti yang dilakukan Doctor Strange, ada teknik yang bisa dilakukan untuk menghapus memori menyakitkan seperti ini.
Spider-Man: No Way Home juga memberi pesan, kadang kala, bantuan datang saat terpuruk dari 'diri kita yang lain'. Seolah seperti menemukan jawaban dari pertanyaan yang ditanya sendiri di depan cermin.
Dalam ilmu pikiran, kami menamakan ini dengan teknik ego personality (EP) alias bagian diri. Sejatinya, yang menyembuhkan persoalan adalah diri sendiri. Terapis hanya membantu saja.
Terakhir, jika film ini memerlukan waktu 2,5 jam untuk menyelesaikan persoalan, dalam proses terapi saya memerlukan waktu kadang lebih dari itu. Bisa lebih dari 3 jam hingga benar-benar tuntas.
Kutipan legendaris "with great power comes great responsibility" seolah menjadi obat mujarab selain proses mengatasi masalah itu sendiri.
Dalam dunia nyata, kadang klien tidak menyadari bahwa setiap orang sejatinya diberikan kemampuan mengatasi persoalan. Bukankah Yang Maha Kuasa tidak mungkin memberikan persoalan di luar batas kemampuan? Namun kadang perlu bantuan orang lain sebagai penunjuk jalan.
Bagaimana menurut Sahabat?