Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ahok Pakai Robot Perawat. "Jenazahnya" Bakal Ditolak?

13 April 2020   12:06 Diperbarui: 13 April 2020   12:25 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabar menggembirakan datang dari Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Berkat tangan dingin sang komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok  dan Menteri BUMN Erick Tohir, rumah sakit itu siap menangani pasien Corona.

Yang mengagumkan, untuk mengurangi kontak dengan pasien positif Covid 19, rumah sakit tersebut menggunakan robot. Robot tersebut akan menggantikan tenaga perawat sehingga bisa meminimalkan risiko yang bisa terjadi pada sang perawat. Apalagi tak sedikit dokter dan perawat yang akhirnya meninggal dunia karena setelah kontak langsung dengan pasien Corona.

Tanpa ada jumpa pers berlebihan dan tanpa kerumunan wartawan, kabar itu jelas menjadi informasi yang menyejukkan. Sebab Indonesia ternyata mampu memiliki rumah sakit dengan fasilitas kece badai dalam waktu yang relatif singkat.   

Di ruang perawatan misalnya, dilengkapi teknologi bertekanan udara negatif sehingga bisa menyaring kandungan udara di dalam ruang isolasi menjadi kandungan normal. Dengan demikian, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Rumah sakit juga dilengkapi sarana laboratorium yang mampu menampung 1.300 sampel setiap hari.

Keberadaan rumah sakit ini untuk memperkuat keberadaan Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet yang merawat pasien PDP dengan gejala ringan. Sementara Rumah Sakit Pertamina justru fokus merawat pasien rujukan PDP covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.

Meski sudah ada robot, bukan berarti tenaga medis tidak dibutuhkan. Tak kurang dari 700 tenaga medis seperti perawat khusus ICU dan dokter spesialis akan memperkuat perawatan pasien positif Corona dengan kondisi berat di rumah sakit ini.

Penggunaan robot dalam layanan medis ini, tentu akan mengurangi jumlah pahlawan dari tenaga medis yang kemungkinan bisa tumbang. Yang lebih menyedihkan lagi, ketika ada perawat yang akhirnya tutup usia, jenazahnya tidak diterima oleh warga.

Semoga saja, ketika robot ini bekerja, bisa beroperasi selamanya sepanjang masa. Kalau pun kemudian robot ini 'korslet' dan 'tutup usia', semoga 'jenazahnya' tetap bisa diterima oleh warga. Semoga.  (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun