Besok memasuki tahun baru hijriah. Ini adalah momen penting untuk hijrah, meninggalkan berbagai emosi dan perasaan tidak nyaman yang sudah mengganggu. Istilah 'buanglah mantan pada tempatnya', bukanlah isapan jempol. Mantan ini boleh jadi berupa seseorang, bisa juga berupa berbagai perasaan dan emosi yang tidak nyaman. Semua itu sudah sepatutnya dibuang jauh-jauh.
Paling utama yang harus dihijrahkan adalah cara berpikir. Teorinya mudah, namun aplikasinya tak banyak yang mampu melakukan. Banyak individu yang ingin berhijrah. Namun tak banyak yang bisa melaksanakannya dengan mudah.
Boleh jadi selama ini memang ada yang kurang pas dengan cara berpikir yang sudah dilakukan. Sehingga momen pergantian kalender hijriah ini menjadi saat tepat memulai cara berpikir berbeda dari sebelumnya.
Sahabat semua, apa pun yang kita alami dan dapatkan, semua berawal dari proses berpikir. Allah yang Maha Segalanya, sudah menganugerahkan sebuah alat super canggih di dalam tubuh manusia.Â
Apa itu? Ya, Anda benar, alat itu bernama otak. Organ tubuh ini sangat vital dan canggihnya melebihi komputer paling canggih mana pun di dunia. Bukankah yang menciptakan komputer canggih itu adalah manusia dengan kemampuan otaknya?
Sayangnya, anugerah dari Sang Maha Pencipta itu belum banyak dimaksimalkan. Seperti halnya smartphone yang sekarang hampir pasti dimiliki semua umat di muka bumi ini. Hanya sedikit fitur yang dimanfaatkan. Sementara fitur cerdas lainnya, jarang digunakan. Entah memang tidak diperlukan, atau tidak tahu cara menggunakannya.
Begitu pula dengan otak. Tahukah bahwa otak manusia memiliki 1 triliun sel yang bisa melejitkan kemampuan manusia menjadi sangat luar biasa. Sayangnya, dari 1 triliun sel itu, tak lebih dari 10 persen yang sudah dimanfaatkan. Sisanya, ya dibiarkan saja seperti smartphone tadi.
Meski memiliki kapasitas 1 triliun sel, namun rata-rata manusia hanya berpikir 60 ribu sampai 80 ribu kali saja setiap hari. Ini membuktikan bahwa sel yang triliunan itu belum banyak dimanfaatkan. Hal ini seperti ditulis James Borg dalam bukunya 'Kekuatan Pikiran'.
Ingin jadi apa, meraih apa, hingga ingin mendapatkan apa, semua bergantung dari cara berpikir diri sendiri. Kualitas pikiran akan mempengaruhi bagaimana diri ini berperilaku dan bertindak. Inilah yang disebut dengan cara berpikir baru tadi.
Selama ini, umumnya manusia dikendalikan pikirannya. Padahal, pikiran itu adalah milik diri sendiri. Karena itu, mulai saat ini dan seterusnya, saatnya mengendalikan pikiran sendiri. Setiap individu bisa membimbing pikiran menuju kesuksesan yang diharapkan, pun sebaliknya bisa menjerumuskan pikiran ke jurang kegagalan.
Semua bergantung pada kendali diri sendiri. Karena itu, untuk mengubah hidup, syaratnya mudah sekali. Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah pikiran. Bukankah dalam Alquran disebutkan, bahwa Allah sesuai dengan prasangka hambanya. Maka terus berpikir yang baik. Terus berbaik sangka sama Allah, maka itulah yang akan didapatkan.