Banyak cara bisa dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Di Masjid Gede Kauman Jogjakarta misalnya, mereka yang memiliki hobi menggambar, berkumpul di masjid ini untuk mengikuti lomba tanding sketsa di masjid tertua di Jogjakarta tersebut.
"Tadinya niat mau jalan-jalan aja, karena ada lomba sketsa, ya sekalian ikut. Sambil menunggu buka puasa," sebut Ari, mahasiswa asal Semarang, salah satu peserta lomba sketsa tersebut.
Dia mengakui, sangat hobi menggambar. Maka ketika ada lomba membuat sketsa, tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Sebelumnya, ketika ada lomba membuat sketsa Masjid Kudus, dia juga mengaku ikut serta, hanya sekadar untuk menyalurkan hobi. Â
Eko Priyanto, panitia lomba ini ketika dikonfirmasi menyampaikan, peserta terdiri dari tingkat SLTA dan umum. Untuk peserta SLTA sebanyak 32 orang, sementara 124 masuk kategori umum. Semua harus membuat sketsa di lokasi acara.
Lomba tanding sketsa Masjid Gede Kauman yang digagas Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman itu digelar Minggu, 19 Mei 2019 sejak pukul 15.00 sampai 18.00 WIB. Peserta bisa  menggambar sketsa sembari menanti berbuka puasa.
Membawa alat gambar masing-masing, peserta mulai menorehkan tinta hitam dengan membuat sketsa masjid yang dibangun 29 Mei 1773 itu. Masing-masing peserta mencari sudut pengambilan sketsa terbaik. Ada yang nampak duduk tepat di depan masjid, ada juga yang di sudut masjid. Total hadiah Rp 8 juta bukanlah tujuan utama. Yang penting hobi menggambar tersalur. Kalau pun menang, ya itu bonusnya.
Ada yang bergerombol sembari sesekali bercanda bersenda gurau. Ada juga yang memilih sendiri, fokus dengan gambarnya sendiri.
Usai salat maghrib, pemenang lomba langsung diumumkan. Untuk kategori SLTA, nama pemenang dari juara pertama sampai favorit masing-masing adalah Angiring L Surya, Zakki, Budi Irawan, dan Farel Ragil. Sementara untuk kategori umum pemenangnya masing-masing adalah Agustin, Choirul Anam, S Prioutomo dan Agung Dwie.
Selain lomba sketsa, di sekitar masjid juga ada pameran bangunan masjid-masjid tertua di Indonesia yang masuk cagar budaya. Sambil ngabuburit, pengunjung masjid tentu bisa menambah wawasan dan informasi seputar sejarah masjid di Tanah Air.
Sementara sebagian mahasiswa lain yang hobi fotografi, tampak sibuk mengabadikan momen tersebut. Tujuannya juga sama, hobi tersalur, waktu pun tanpa terasa terus terulur sampai bedug maghrib berbunyi.