Untuk menetralisir semua perasaan tidak nyaman, ada banyak teknik yang bisa dilakukan. Termasuk The Heart Technique yang saya lakukan di atas. Silakan belajar teknik apa yang disukai. Pendek kata, netralisir semua perasaan tidak nyaman. Sehingga diri Anda bisa mengontrol atau mengendalikan diri sendiri. Sebab, kendali hidup sepenuhnya ada di tangan Anda, bukan oleh orang lain.
Lantas bagaimana agar diri selalu nyaman? Ada salah satu kalimat ajaib yang bisa selalu diterapkan. Kalimat ini saya dapatkan dari Ustaz Nasrullah, salah satu guru saya juga yang menulis buku Rahasia Magnet Rezeki.
Kalimat ajaibnya adalah, "saya salah, orang lain mungkin benar." Nyatanya, kalimat ini memang sangat efektif sebagai pengontrol ego diri sendiri. Pokoknya, ada kejadian apa pun, gunakan kalimat ini. Dijamin, akan selalu menemukan solusi dari setiap persoalan yang terjadi.
Belum lama ini, saya juga pernah bertemu dengan tiga sahabat. Ketiganya adalah senior saya di kampus. Masing-masing mereka, menyalahkan suaminya. Pokoknya, di mata mereka bertiga, masing-masing suaminya salah, dan banyak sekali hal yang ingin diubah dari suaminya masing-masing.
Dengan prinsip "saya salah, orang lain mungkin benar," saya minta ketiga sahabat ini menuliskan daftar kesalahan yang dia lakukan terhadap suaminya.
"Loh, yang salah suami saya. Kenapa saya yang menuliskan daftar kesalahan?" protes salah satu sahabat. Saya katakan dengan tegas dan jelas, selama mereka tidak bisa menemukan kesalahan diri sendiri, maka tidak akan terjadi perubahan apa pun dalam kehidupan rumah tangganya.
Maka, dengan perasaan yang terlihat dongkol, ketiganya membuat daftar kesalahannya masing-masing. Terlihat ketiganya serius, bahkan ada yang mulai meneteskan air matanya.
"Ya, ternyata memang saya yang salah," kata salah satu sahabat. Terlihat lainnya juga mengangguk tanda setuju. Tak terasa, masing-masing mereka membuat daftar kesalahan yang begitu panjang.
Selama ini, mereka hanya fokus pada 'kesalahan' suami, sehingga lupa untuk menjadi 'istri' yang baik. Mereka fokus pada pasangannya, tapi tidak berupaya meningkatkan kapasitas dirinya sendiri.
Ketiganya kemudian berjanji, fokus untuk memperbaiki diri sendiri. Tidak peduli lagi dengan 'kesalahan' suami. Hasilnya memang luar biasa. Hampir satu minggu kemudian, jumpa kembali dengan mereka, wajahnya sudah berbeda.
"Bener lho. Saat kita berubah, pasangan ternyata juga berubah. Rasanya beda banget," ucap sahabat saya. Mereka akhirnya semakin yakin, mengubah orang lain harus diawali dari diri sendiri.