Malam tadi, salah satu kawan melakukan panggilan telepon. Sebut saja namanya Ratna, Ini tentu bukan nama sebenarnya. Juga bukan Ratna Sarumpaet yang sedang viral. Ratna menyampaikan keluhannya yang makin lama makin tidak nyaman, sangat mengganggu.Â
Apalagi kalau bukan soal mantan. Ya, meski sudah berumah tangga dan dikaruniai beberapa anak, wanita ini masih belum mampu 'move on' sepenuhnya dari masa lalu.
Meski sudah puluhan tahun berlalu, dia masih ingat dengan jelas dan runut persoalan yang membuatnya terbebani sampai saat ini. Ketika itu, Ratna sudah bersiap akan melangsungkan resepsi pernikahan. Tinggal beberapa minggu menjelang hari 'H', ternyata sang pacar sekaligus calon suami tiba-tiba hilang bak ditelan bumi. Â
"Ketika itu belum ada handphone. Saya ngga tahu harus mencari dia di mana? Sudah berusaha mencari ke tempat tinggalnya, tanya ke teman-temannya, tidak ada hasil," tuturnya.
Kejadian itulah yang membuat mentalnya benar-benar drop. Dia merasa sangat malu, karena keluarga besarnya sudah tahu dirinya sebentar lagi akan menikah. Wanita ini pun sempat mengurung diri di kamar hingga berbulan-bulan. Tak malu lagi bekerja, dan patah semangat. Benar-benar terpuruk.
Beruntung, keluarganya tidak tinggal diam. Selalu memberinya semangat, hingga akhirnya wanita ini berusaha menata kembali puing-puing semangatnya, dan kembali beraktivitas. Puncaknya, Ratna menikah dan dikaruniai anak.
Setelah beberapa tahun menjalani rumah tangga, Ratna dikejutkan dengan sebuah panggilan masuk di telepon selulernya. Suaranya tidak asing lagi. Siapa lagi kalau bukan pria yang dulu pernah menjadi calon suaminya dan kemudian menghilang.Â
Sontak perasaan Ratna tak karuan. Jantungnya berdegup kencang. Meski sangat mengenali suara itu, dia sempat berpura-pura tidak kenal, sembari terus menata puing-puing emosinya yang tidak karuan.
Ternyata, pria tersebut sempat menghilang karena harus menikah dengan wanita lain. Dia pun sengaja menghubungi untuk meminta maaf. Tentu saja pengakuan itu membuat perasaan Ratna kembali tidak karuan. Marah, dongkol, jengkel, sakit hati, kecewa, semuanya campur aduk menjadi satu.
"Saya minta maaf, sengaja telpon pak Endro malam begini. Saya benar-benar minta tolong. Saya tersiksa dan sulit lepas dari beban pikiran ini. Saya tidak mau ini mengganggu keluarga saya. Selama ini suami saya tidak tahu perasaan yang saya simpan ini," urainya.
Menggunakan teknik terapi mandiri berbasis teknologi pikiran, Ratna saya bimbing untuk menetralisir semua perasaan tidak nyaman tersebut. Selain itu, saya minta menjawab belasan pertanyaan terkait persoalan yang dia alami. Paling utama, Ratna kemudian dibimbing untuk melakukan pelepasan emosi dengan mudah dan nyaman.