Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gara-gara Diejek Raisa, Akhirnya Pria Ini Mengalami..

5 Agustus 2017   17:58 Diperbarui: 6 Agustus 2017   06:10 8273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya sekadar ilustrasi. Sumber: www.raisa6690music.com

"Saya dianggap sombong sama rekan saya," ujarnya masih di kedalaman yang presisi. Padahal klien merasa dirinya biasa saja, tidak seperti yang disebutkan rekannya. Kejadian lain adalah ketika dia diejek oleh teman sekolahnya SMA, seorang wanita, sebut saja Diana. Oleh Diana, Hasan diejek sebagai anak miskin.

Namun, dua kejadian di atas merupakan peristiwa yang memperkuat trauma yang ia alami. Sebab ternyata, akar masalah sesungguhnya adalah ketika Hasan masih berusia 12 tahun, diejek oleh teman wanitanya. Sebut saja namanya Raisa.

"Dia memang cantik, kaya artis," ujar Hasan. Namun wanita inilah yang menjadi penyebab awal menjadi mengalami fobia sosial.

"Saya dikata-katain pendek dan gendut," ujarnya.

Setelah akar masalah ini berhasil diketahui, klien kemudian dibimbing untuk menjalani proses terapi guna menetralisir trauma yang ada di pikiran bawah sadarnya. Setelah proses pencabutan akar masalah ini tuntas, klien pun merasa lega dan plong.

Proses terapi tuntas, klien benar-benar merasa lega dan nyaman. Kemarin, setelah satu minggu, klien menghubungi saya melalui telepon dan mengabarkan dirinya berangsur-angsur nyaman.

"Meski di tempat yang ramai, saya sudah mulai bisa mengatasi keadaan," katanya. Rasa percaya dirinya pun kembali pulih, sehingga mampu menjalani pekerjaannya dengan nyaman.

Demikianlah kenyataannya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun