Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jengkel dengan Mertua, Wanita Ini Sempat Ingin Bunuh Diri

2 April 2017   00:26 Diperbarui: 2 April 2017   00:47 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tipscantikmenawan.wordpress.com

Setelah dua bulan berhubungan jarak jauh, tersiar kabar bahwa pacarnya selingkuh. Bukti kuat yang ia dapatkan, membuat pacarnya tak bisa lagi mengelak dan mengakui semua perbuatannya. Dengan perasaan hancur dan sakit hati yang mendalam, dia pun memutuskan pria tersebut. Meski mengaku masih sayang, namun rasa sakit yang dirasakan terlanjur pedih dan perih.

Untuk mengatasi trauma atas peristiwa tersebut, klien kemudian dibimbing dengan teknik tertentu agar emosinya lebih netral dan stabil. Setelah trauma atas peristiwa tersebut dicabut, klien pun dibimbing untuk menjalani pemaknaan ulang atas kejadian itu. Tak cukup dengan itu, klien pun dengan lapang hati bersedia mengambil hikmah atas kejadian tersebut.        

Proses terapi tuntas, Irma dibawa naik dari kedalaman pikiran bawah sadar. Dia mengaku nyaman dan plong. Segera dia menyalakan handphone, dan membuka obrolan di grup keluarga. Dia merasa sangat tenang dan nyaman. “Biasanya, kalau saya baca obrolan dari mertua dan kakak ipar di grup, langsung tidak nyaman. Kok sekarang biasa saja ya,” katanya.

Lebih dari itu, saya pun menantang Irma untuk menghubungi mertuanya melalui telepon. Tantangan itu ia terima. Segera ia telepon mertuanya, dan dia ngobrol dengan tenang dan lepas. Saya hanya menyimak saja, sembari sibuk membereskan buku terapi yang sebelumnya saya pergunakan.

“Ya nih pak. Sudah sangat nyaman banget. Syukurlah, saya ngga jadi bunuh diri,” ujarnya sembari tertawa lepas. Ia pun mohon pamit, karena ingin mampir ke pusat perbelanjaan.

Mertua nitip oleh-oleh. Mumpung di Samarinda, ya belanja dulu. Maklum, di sana ngga ada mal,” pungkasnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun