Pernahkah Anda memperhatikan, setiap kali di lift baik mal atau hotel, selalu saja ada angka yang hilang. Biasanya angka yang hilang adalah angka 3, 4, serta angka 13. Entah apa penyebabnya, namun yang pasti, ada kepercayaan tertentu yang sudah diyakini bahwa angka-angka itu akan membawa sial.
Angka 13 misalnya, sangat diyakini sebagai angka sial. Padahal, ini hanya sebatas gabungan angka 1 dan 3. Lantas kenapa dianggap sial? Ini adalah keyakinan atau kepercayaan yang sudah terlanjur ditanamkan ke pikiran bawah sadar (PBS). Semakin kuat hal ini masuk ke dalam pikiran bawah sadar, maka ini akan benar-benar menjadi program.
Sejatinya, semua angka adalah netral. Tidak ada arti apa-apa. Namun setiap orang kemudian memberi makna masing-masing. Bagi orang lain, angka 18 mungkin tidak berarti apa-apa. Tapi bagi saya, ini tanggal lahir saya. Tergantung, apakah saya anggap angka ini bermakna atau tidak. Jika dianggap sebagai angka keberuntungan, maka dia akan benar-benar diyakini dan pikiran bawah sadar bekerja untuk merealisasikan hal tersebut. Sebaliknya, jika dianggap sebagai angka sial, maka pikiran bawah sadar pun juga akan meyakini sekaligus mewujudkannya.
Soal angka ini, biasanya yang sangat sensitif adalah kaum hawa. Umumnya, mereka adalah kaum analitis yang sensitif terhadap angka-angka. Tak heran jika para wanita sangat hafal akan tanggal apa pun. Entah itu tanggal jadian, tanggal bubaran, tanggal pernikahan, hingga momen apa pun. Pendek kata, di setiap tanggal yang ada momennya, maka ada emosi atau perasaan yang disisipkan pada tanggal itu. Inilah kenapa beberapa wanita akan sangat marah atau kecewa jika pasangannya lupa akan hari lahirnya, tanggal jadian atau hari pernikahannya.
Sekali lagi, soal angka sebenarnya netral saja. Jangan biarkan pikiran bawah sadar digerogoti keyakinan yang kurang tepat sehingga berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Biarkan orang lain memiliki kepercayaan terhadap angka tertentu, tapi ada baiknya berpikir lebih rasional dan logis, sehingga tidak ikut-ikutan.
Namun, jika sudah terlanjur menganggap sebuah angka memiliki hoki, ya silakan saja, perkuat hoki itu, yang penting tidak sampai menggantikan keberadaan Sang Maha Pencipta dengan sebuah angka.
Bagaimana menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H