Setelah ditakut-takuti seperti itu, Budi kecil seperti biasa langsung bersembunyi di balik sarung. Dia sembunyikan wajahnya dalam-dalam dengan tubuh meringkuk. Sedikit saja ada cahaya masuk di matanya, dia langsung ketakutan.
Saya pun membimbing klien melakukan rekonstruksi ulang atas kejadian ini. Menggunakan tambahan teknik khusus, proses restrukturisasi pikiran bawah sadar pun dilakukan dengan tepat. Hasilnya, klien mengaku merasa lega dan plong.
Setelah perasaan ketakutan dan cemas berlebihan berhasil dinetralisir, klien kemudian dibawa ke kondisi sekarang, dan yang akan datang. Hasilnya, klien tetap merasa nyaman, lega dan plong. Gairah terhadap istrinya pun kembali tumbuh.
Usai terapi, klien kembali dibawa naik dari kondisi relaksasi yang dalam dan menyenangkan. Begitu buka mata, klien tersenyum dan wajahnya seperti keheranan.
“Kok bisa ya pak? Masa sih penyebabnya hanya gara-gara ditakut-takutin sama kuntilanak,” tanyanya tak percaya. Saya pun menyampaikan, pikiran bawah sadar akan menyimpan memori dan emosi yang memang sangat intens sehingga terbawa sampai dewasa.
“Padahal istri saya sudah curiga saya selingkuh, atau macam-macam. Padadal memang saya tidak ada apa-apa. Saya sendiri tidak tahu sebabnya apa. Tapi syukurlah sekarang saya jadi tahu kalau itu penyebabnya,” bebernya.
Klien pun pulang dengan wajah semringah dan segera menemui istrinya di luar ruangan. Istrinya nampak penasaran. “Nanti saja ceritanya di rumah,” ucap suaminya kepada sang istri seraya mohon undur diri.
Dua minggu kemudian selepas terapi, sang istri memberikan informasi bahwa suaminya sudah mengalami perubahan dan dia pun merasa semakin nyaman.
Demikianlah kenyataannya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H