Mohon tunggu...
Bimo Endro Satrio
Bimo Endro Satrio Mohon Tunggu... -

a Beatlemania who obsessed with John Mayer.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Selamat, Anak-anak Johan Cruyff!

11 Juli 2010   22:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:56 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Iker Casillas tidak kuasa menahan air mata yang mengalir di wajahnya. Andres Iniesta melonjak kegirangan, melepas kausnya, sudah tidak peduli lagi akan kartu kuning yang membayang. Joris Mathijsen membanting bola dihadapan hakim garis, dan supporter Spanyol bersuka cita. Saya sendiri tidak tahu apa yang diriasakan oleh Johny Heitinga, si penerima kartu merah. Nasibnya sama seperti Zinedine Zidane 4 tahun lalu.

Belanda 0, Spanyol 1. Hasil ini adalah hasil final Piala Dunia pertama di Afrika, pengukuh kehebatan Eropa. Ya, memang Eropa adalah penguasa sejati Afrika. Hasil itu adalah hasil sebuah pertandingan sepakbola, bukanlah hasil traktat Westfallen. Andres Iniesta dan kawan - kawan membawa Spanyol meraih gelar juara dunia pertama mereka. Dan Belanda, sekali lagi harus gagal di final. Seperti di penggalan lirik lagu nasional Belanda, Wilhelmus van Nassauwe, mereka harus menghormati Raja Spanyol.

Pertandingan sangat keras, banjir kartu kuning. Kedua tim saling menyerang, kedua kiper bermain sangat baik. namun tetap, semua harus ada pemenangnya. Dan Spanyollah yang mendapatkan kehormatan itu.

Banyak orang tersugesti oleh pilihan Paul si gurita, namun sebagai manusia yang diberkati oleh Tuhan akar pikiran serta rasionalitas ( walaupun tidak seberapa ), saya lebih suka bersandar pada prediksi 2 master bola Belanda: Johan Cruyff dan Ronald Koeman.

Mereka membuat publik Belanda geger karena mereka Nederlander totok yang terang - terangan menjagokan Spanyol di partai final. Tentu, alasan mereka adalah, Spanyol bermain menyerang, memperagakan sepak bola yang indah, yang dulunya menjadi ciri khas Belanda namun di Piala Dunia kali ini ditinggalkan ciri khas tersebut oleh Bert van Maarwijk.

Mungkin, jelaslah alasan Cruyff dan Koeman memilih Spanyol. Lihatlah daftar line up Spanyol atau yang turun ke lapangan. Sebagian besar dari mereka adalah jebolan La Masia, akakademi sepak bola Barcelona, yang berfilosofi menyerang, sesuai dengan harapan Cruyff, sang mantan pemain maupun pelatih barcelona.

Ya, memang melihat Spanyol bermain, rasanya seperti melihat Barcelona minus Lionel Messi. Apalagi ditambah dengan David Villa, rekrutan baru Barcelona.Umpan - umpan pendek, kolaborasi magis  Iniesta - Xavi, duet Pique dan Puyol seperti karang. Tusukan - tusukan Pedro, dan hantaman Villa. Belum lagi jika kita hitung Francesc Fabregas, yang kehadirannya di babak kedua menghidupkan permainan Spanyol. Dia adalah lulusan La Masia. Di bangku cadangan ada Victor Valdes, yang memang kalah pengalaman internasional dibanding Iker Casillas. Sayang, Casillas bukan pemain Barcelona. Saya tidak bisa membayangkan kekuatan El Barca musim depan.

Cruyff juga seorang legenda Ajax. Lihat, banyak pemain Ajax maupun lulusan Ajax di timnas Belanda. Namun sayang, filosofi Ajax itu tidak dipakai lagi, dan mungkin ini yang membuat sosok seperti Cruyff dan Koeman lebih mendukung Spanyol daripada Belanda.

Bagaimanapun juga, final malam ini adalah final anak - anak Johan Cruyff, dan saya pikir meneer Johaan patut berbangga akan hal ini. Beliau cinta sepak bola menyerang, dan kali ini yang dicintai itulah yang menjadi juara. Memang, Johan Cruyff belum pernah menjadi juara dunia, tapi selain Franz Beckenbauer, beliaulah master sepak bola dunia, yang memiliki analisis bagus, pembentuk karakter tim, sekaligus filsuf sepakbola modern.  Felicidad, Meneer!!

"Football is simple, you're either on time, or you're too late. If you're too late then you have to leave earlier." Johan Cruyff

P.S.: Sebuah fakta unik : Di final Euro 2008, Spanyo menghadapi Jerman dan di Jerman terdapat Mario Gomez, yang berdarah separuh Spanyol. Di final kali ini pun, ada Rafael van der vaart, pemain Belanda yang beribukan orang Spanyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun