Mohon tunggu...
Endrita Agung
Endrita Agung Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Untuk Indonesia yang lebih baik.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Profesional Tidak Hanya Sekedar Tanggung Jawab, Tapi Juga Kesadaran !

24 April 2014   21:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“great power comes great responsibility”

Bagi yang suka film, tentu ingat kata-kata Paman Ben kepada Peter Parker di dalam mobil, sebelum akhirnya ditembak perampok di film spiderman. Yups, menurut saya itu dalem banget maknanya, tidak harus seorang Spiderman atau pun super hero yang lain. Orang seperti kita pun harusnya bisa benar-benar menyematkan kata-kata itu dalam hati yang paling dalam. Bahwasannya semakin kita “berkuasa”, mempunyai pengaruh terhadap orang sekitar, menjadi trend setter, maka semakin besar pula tanggung jawabnya.

Nah, sayangnya sebagian dari kita tidak sadar akan tanggung jawab yang menyertai disetiap perilaku yang dijalani. Beberapa waktu kemarin (maaf baru terulas sekarang, karena padatnya jadwal acara, he he he....) akhirnya saya merasakan juga sakitnya menjadi korban plagiat, menurut om Iskandar Zulkarnaen dan beberapa temen yang pernah mengulas tentang plagiat dan jiplak menjiplak, sebenarnya di dalam  konteks tulis-menulis, menjiplak dibolehkan atau malah diwajibkan (untuk karya ilmiah). Yang artinya sebagai kutipan atau saduran dengan menyebutkan sumbernya (pemilik kutipan dan media tempat kutipan itu ditemukan).Sedangkan ‘plagiat’ yang secara bahasa hanya memiliki satu arti, yaitu ‘pengambilan karya atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karya atau pendapat sendiri’, ini yang diharamkan...!!

Hal ini bermula saat saya liputan tentang Kebakaran ,kebetulan saat itu saya sedang jalan-jalan pagi di Alun-alun kota dengan keluarga, begitu ada kabar ada kebakaran, saya pun langsung lari tunggang langgang ke TKP. Seperti biasa, setelah mengambil beberapa foto, saya sempatkan untuk mencari informasi dari orang-orang yang bersangkutan, minimal 5W1H terpenuhi. Sayapun segera publish di Kompasiana, namun karena dilokasi jaringan internet susah, saya putuskan hanya publish tulisannya dulu (ngejar angetnya berita, seanget peristiwanya) tanpa ada foto.

Hebatnya, selang beberapa jam keluar berita di salah satu media jejaring sosial yang kata-katanya SAMA PERSIS dengan tulisan saya di paragraf awal..!!  hanya mengganti kata “Nomor” dengan “No.” Tanpa mencantumkan sumber beritanya. Tidak berhenti disitu, beberapa menit berselang, berita itu pun naik di media jejaring sosial lain yang lagi-lagi muatannya SAMA PERSIS! Walaupun sudah sedikit lebih baik, dia mencantumkan sumber berita yang di jiplaknya (© Source : Tulungagung Lifestyle) walaupun ternyata sumber beritannya dari yang menjiplak mentah mentah (Plagiat di jiplak?) *tepok jidat

1398320295944032282
1398320295944032282
13983204351728243099
13983204351728243099

Maaf, saya tidak ada sedikitpun keinginan untuk mendapatkan sebuah “Pengakuan”, tapi kembali lagi anda-anda ini (Tulungagung Lifestyle dan Kacamata Tulungagung) adalah media yang menjadi panutan, masing-masing diikuti dengan lebih dari puluhan ribu follower, tentunya setiap perbuatan anda juga menjadi lebih besar tanggung jawabnya. Sudah saatnya PROFESIONALITAS dari sebuah KELOMPOK atau lembaga atau fan page yang berbasis masa seperti ini untuk lebih di tingkatkan, jangan sampai terjadi pembohongan publik terjadi didalamnya. Satu-satunya yang masih tersisa dari rasa bangga saya adalah, ternyata reportase saya dibutuhkan dan bermanfaat.

Berbicara tentang Profesionalitas dan beban tanggung jawabnya, saya lagi-lagi juga pernah bersinggungan dengan Page media sosial di kota Tulungagung, kali ini dengan Tulungagung Sparkling.

Niat hati hanya ingin menyampaikan bahwa muatan berita hendaknya lebih jelas dan informatif, minimal memenuhi 5W1H sebagai pegangan jurnalistik. Kebetulan kasus yang di bahas tentang Rencana Pemkab untuk membangun rumah dinas. Kejadiannya cukup lama, saya pikir pun masalah sudah selesai, beberapa kali diskusi pun juga sepertinya bisa di pahami. Namun tanpa di sangka, admin seakan masih belum melupakan saya dan dendamnya memposting berita kelanjutan pembangunan rumah dinas itu dengan penuh emosi : Terbukti kan postingan admin tentang rencana pembangunan rumah dinas wakil bupati Tulungagung beberapa waktu lalu bukanlah berita bohong, berita abu-abu ataupun berita ngawur. Karena faktanya rencana pembangunan tersebut akan segera terealisasi, sekarang sudah sampai tahap lelang. Bisa dilihat di website resmi pengadaan Tulungagung. Disitu juga tertera jelas "2,72 MILYAR", Ironi memang disaat masih banyak yang lebih penting, yang lebih mendesak perlu dibangun ataupun diperbaiki. Tapi pemkab lebih memilih membangun rumah dinas baru untuk wakil bupati senilai "2,72 MILYAR" karena rumah dinas yang lama dianggap sudah tidak layak.

Apa-apaan ini?! Mana netralitasnya?!

Saya semakin yakin bahwa admin dari fan page ini hanyalah segelintir orang, yang sayangnya masih kuat rasa egonya dari pada rasa “pelayanan”nya.

*speechless

Sekali lagi, semoga kita sama-sama bisa menyematkan dalam hati kita masing-masing kata-kata “great power comes great responsibility”.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun