[caption caption="Tujuh penari yang digambarkan sebagai Bidadari dalam prosesi pengambilan air suci. Foto Pribadi."][/caption]Minggu, 10 April 2016, Taman Wisata Air Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Ada satu ritual tahunan yang dilakukan oleh masyarakat adat suku Tengger selain upacara Kasada dan Upacara Adat Karo. Suatu ritual tahunan berupa pengambilan air suci di Sumber Mata Air “Sendang Widodaren” Mbah Kabul dan Mbah Gimbal yang berada di Taman Wisata Air Wendit, Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ritual ini disebut Grebeg Tengger Tirtoaji.
[caption caption="Gadis asli Suku Tengger yang mengikuti prosesi adat di dalam barisan Pradagsina. Foto pribadi"]
[/caption]Upacara Grebeg Tengger Tirtoaji ini dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat suku Tengger yang meliputi empat kabupaten di sekitar Gunung Bromo, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten lumajang, Kabupaten Pronolinggo, dan Kabupaten Pasuruan. Seperti yang disampaikan Sutrisno, warga asli Glubuk Klakah Tengger yang datang bersama kurang lebih 50 warga asli Glubuk Klakah Tengger, bahwasanya ritual Grebeg Tengger Tirtoaji ini memang sepatutnya dihadiri oleh masyarakat adat suku Tengger sebagai bentuk syukur dan permohonan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga kelangsungan mata air saat memasuki musim kemarau.
[caption caption="Hermano, salah satu masyarakat suku Tengger dalam rombongan Pradagsina dengan membawa bendera Tengger."]
[/caption]Upacara Grebeg Tengger Tirtoaji yang dihadiri oleh sesepuh dan masyarakat Suku Tengger dari tujuh desa yang ada di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang ini diawali dengan Barisan Pradagsina yang dipimpin oleh H. Abdul Malik selaku Sekda menuju lokasi seremonial di Pendop Wendit. Sebelumnya, H. Abdul Malik sempat mendapatkan penghormatan berupa pemakaian Udeng khas Suku Tengger dan Sempet sebagai pakaian Pimpinan Pradagsina.
[caption caption="H. Abdul Malik, Sekda kabupaten Malang menerima penghargaan pemyematan pakaian adat khas Tengger."]
[/caption]Prosesi pengambilan air suci pun diawali dengan Tarian “Bedoyo Lok Suruh” yang dibawakan oleh 7 penari wanita yang dilambangkan sebagai bidadari. Kemudian 7 bidadari ini secara beriringan menuju Sendang Widodaren, tempat pengambilan air suci Wendit bersama dengan Sesepuh adat dan rombongan yang juga diiringi Sri Rama dan Hanoman.
Setelah diiringi dengan doa dalam prosesi ritual Pengambilan Air Suci (Mandak Tirto), ketujuh bidadari ini secara bergantian membawa dan menerima pengisian Air Suci ke dalam kendi. Ketujuh kendi inilah yang nanti akan diserahkan kepada sesepuh suku Tengger untuk kemudian dibawa ke dusun atau desa masing-masing.
[caption caption="Salah satu dari tujuh Bidadari menerima kendi yang berisi sumber air Wendit, untuk selanjutnya diserahkan kepada sesepuh adat suku Tengger."]
[/caption]Setelah ritual pengambilan Air Suci di Sendang Widodaren, Tumpeng kabuli yang berisi hasil bumi dari masyarakat suku Tengger yang dibawa dalam barisan Pradagsina tadi diperebutkan oleh warga dan pengunjung Tempat Wisata Wendit yang sudah berjubel sejak pagi untuk ngalap berkah dari Grebeg Tengger Tirtoaji Tersebut.
[caption caption="Masyarakat suku Tengger bersama pengunjung taman Rekreasi Wendit yang sudah berjubel sejak pagi, berebut berkah dari hasil bumi."]
[/caption]Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara dalam sela-sela acara mengatakan bahwa kegiatan Grebeg Tengger Tirtoaji ini merupakan bentuk wujud terima kasih kepada Sang Pencipta atas limpahan kekayaan alam yang luar biasa yang diterima oleh masyarakat Tengger. Made menuturkan bahwa masyarakat suku Tengger beranggapan air di Sendang Widodaren ini bisa memberikan kesuburan sepanjang tahun, bahkan di saat musim kemarau.
[caption caption="Tumpeng, menjadi salah satu gunungan selain hasil bumi yang menjadi buruan masyarakat untuk mendapatkan berkah."]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya