[caption id="attachment_300993" align="aligncenter" width="491" caption="Rombongan pemkab Kota Batu yang dipimpin oleh Wali kota Batu, Eddy Rumpoko memasuki stadion untuk secara simbolis membuka acara Gebyar bantengan. Terlihat stadion sudah dipenuhi penonton sejak sore hari."][/caption]
Sore kemarin (26 Maret 2014) suasana kota Batu sedikit berbeda, suasana mistis semakin terasa seiring berjalannya waktu menuju malam. Pun demikian, masyarakat kota Batu dan sekitarnya justru semakin banyak berdatangan ke stadion Brantas, seakan tidak mau ketinggalan untuk menjadi salah satu saksi sejarah terpecahkannya rekor BANTENGAN TERBESAR yang diselengarakan Pemkot Kota Batu.
[caption id="attachment_300973" align="aligncenter" width="491" caption="Tanpa make up artist, alias semua dikerjakan sendiri dengan bersama-sama, salah satu wujud gotong royong dalam Bantengan."]
Event ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, setelah hari sabtu (1 Maret 2014) sebelumnya juga diselengarakan event yang sama dengan melibatkan ribuan peserta. Namun kali ini lebih megah dan lebih banyak, yaitu dengan 1.698 BANTENGAN KOLOSAL untuk mengejar rekor MURI dengan jumlah BANTENGAN terbanyak.
[caption id="attachment_300974" align="aligncenter" width="430" caption="Disetiap pementasan Bantengan, tak pernah lepas juga dari sosok Macanan. Dikisahkan Macanan ini lah musuh bebuyutan yang suka membuat kerusuhan."]
Sejarah BANTENGAN
Seperti halnya di daerah lain di seluruh Nusantara, kesenian tradisional adalah salah satu bentuk identitas dari daerah yang bersangkutan. Begitu juga halnya dengan Bantengan, meskipun sampai sekarang belum ada kajian ilmiah yang mengutkan tentang awal mula lahirnya seni tari Bantengan ini. Namun yang pasti , Kesenian yang lahir dari basis ilmu silat ini hanya ada di wilayah Malang raya, utamanya di Poncokusumo, Tumpang dan Kota Batu. Namun ada juga pengakuan dari wilayah Celaket-Pacet kota Mojokerto perihal seni tari tradisional ini. Tak ketinggalan, kota di sekitar juga mengenal budaya Bantengan, seperti Kediri, Probolinggo dan Pasuruan, namun setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri.
[caption id="attachment_300976" align="aligncenter" width="491" caption="Selain Macanan sebagai penggangu utama, Bantengan jika sudah "]
Namun, di tahun 2003, setelah kota Batu menjadi Kota Mandiri mengukuhkan bahwa seni tari Bantengan adalah kesenian yang berasal dari Kota Batu. Sejak saat itu, Bantengan mulai menggeliat, banyak perkumpulan pemuda desa yang mendirikan kelompok Bantengan secara mandiri. Bahkan di tahun 2010 (berlanjut hingga saat ini) Masyarakat Penggiat Budaya Indonesia menggelar event International Trance Carnival yang bekerja sama dengan Seni Pertunjukan Keliling In The Art Island, yang menyertakan Bantengan sebagai salah satu agenda yang di pentaskan.
[caption id="attachment_300908" align="aligncenter" width="491" caption="Kepala Banteng yang berjajar di belakang panggung bersiap meramaikan acara "]
Apa itu BANTENGAN?
Bantengan, sesuai dengan namanya, adalah seni tari yang menggambarkan tingkah polah seekor banteng, mulai dengan gelengan kepala, langkahnya dan lain sebagainya. Sebelum memulai tari bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di punden tempak diadakanya pertunjukan.
[caption id="attachment_300979" align="aligncenter" width="491" caption="Beranjak dari kesenian kampung, diharapkan Bantengan perlahan terangkat menjadi kesenian bangsa, dengan seringnya tampil di acara-acara nasional."]
Adat budaya jawa yang masih kental dengan animisme dan dinamisme juga masih erat melekat di tarian Bantengan ini dengan banyaknya sesaji yang disediakan sebelum acara Bantengan dimulai. Ornamen-ornamen yang diperlukan cukup sederhana, diantaranya Tanduk asli (dari hewan Banteng atau Kerbau juga Sapi), yang dipadukan dengan kepala Banteng yang terbuat dari kayu (berat total bisa mencapai 20Kg), lalu dihiasi dengan Mahkota berupa sulur wayangan yang terbuat dari kulit atau kertas, dan sebuah Kelontong (lonceng yang disematkan di leher).
[caption id="attachment_300983" align="aligncenter" width="491" caption="Salah satu dari ratusan grup Bantengan yang tersebar di penjuru kota Batu, ikut meramaikan acara yang diselenggarakan di Stadion Brantas."]
Badan Bantengan umunya hanya berupa kain hitam panjang, yang saat pertunjukan di mulai di isi dengan dua orang pendekar silat yang akan mengendalikan Bantengan, yaitu di bagian depan yang berperan sebagai kaki depan sekaligus pemegang kepala bantengan serta yang dibelakang berperan sebagai ekor Bantengan sekaligus pengontrol tari bantengan serta kaki belakang.
[caption id="attachment_300985" align="aligncenter" width="393" caption="Kesenian Bantengan yang umumnya diselenggarakan secara sederhana dengan konsep karnaval, mencoba dirubah dengan lebih megah."]
Berbeda dengan acara-acara sebelumnya sekarang Bantengan lebih berkonsep entertaint, yakni menggelar pertunjukan seni Bantengan kolosal pada waktu malam hari bertempat di satu lokasi dan bukan dengan konsep karnaval yang selama ini diadakan. Dengan tata kreasi tari, panggung, musik, lighting dan souns system yang spektakuler, maka diharapkan masyarakat tidak menemukan titik jenuh untuk menikmati Bantengan ini.
[caption id="attachment_300986" align="aligncenter" width="491" caption="Ribuan Bantengan telah siap di belakang panggung untuk mencatatkan diri di rekor MURI kategori jumlah personel terbanyak."]