Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nativisasi: antara Budaya dan Agama

23 Juli 2021   15:19 Diperbarui: 26 Juli 2021   12:02 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam suku, budaya, dan agama. Negera ini juga telah lama merdeka dari penjajahan kolonial Belanda sehingga membuat rakyatnya dapat hidup tenang dan aman. Namun, ada sebagian pihak yang tidak senang dengan merdekanya Indonesia sehingga perlahan muncullah gerakan-gerakan yang ingin menghancurkan negara ini. Dan di antara gerakan itu adalah nativisasi di Nusantara.

Pembahasan tentang Nativisasi menjadi topik ke dua belas di kelas SPI Jakarta. Perkuliahan pun dilakukan secara daring karena pandemic yang belum berakhir. Untuk nara sumber kali ini, diisi oleh Tiar Anwar Bachtiar. Beliau berprofesi sebagai Dosen dan peneliti.

"Sebagai muslim, ada tiga hal yang harus kita waspai. Pertama, gerakan permurtadan, sekularisme, dan nativisasi. Dan ketiga tantangan ini telah disampaikan jauh-jauh hari oleh Muhammad Natsir," jelas Tiar Anwar.

"Nativisasi sendiri adalah gerakan mengajak orang untuk menyakini kepercayaan asli yang berasal dari leluhurnya. Dan ini banyak terjadi hingga saat ini. Gerakan ini kerap kali juga disebut dengan anemisme."

Maka, sudah seharusnya umat Islam harus sadar akan gerakan ini. Pergerakan awal aliran ini bermula dari budaya yang kemudian berubah menjadi sebuah keyakinan. Dan ini sangat berbahaya bila umat Islam tidak paham akan tanda-tandanya.

"Ada dua hal yang harus ditanamkan dalam diri umat Islam untuk membentengi gerakan ini. Pertama, akidah yang baik. Kedua, jangan melonggarkan syariat. Kedua hal ini akan menjadi tameng untuk menghindari dari gerakan nativisasi," tambah dosen STAI Persis itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun