Risalah Islam memiliki fungsi untuk memberikan penerangan kepada masyarakat Jahiliyah. Hal ini terlihat dari sejarah, bahwa masyarakat di zaman Rasul masih sangat jauh nilai-nilai Islam. Penyembahan berhala : latta dan uzza, meminum khamar, berzina, berpesta pora dengan bercampurnya wanita dan laki-laki menjadikan perabadan yang gelap bagi masyarakat Arab.
Rasulullah sebagai Nabi yang terakhir dengan Islam sebagai agama yang dirahmati oleh-Nya, memiliki tugas untuk mendakwahi umat-umat akhir zaman agar tidak terjatuh dalam lubang kemaksiatan. Mereka yang masih berada di pusaran kegelapan, sejatinya kondisi dirinya masih di lingkaran jahiliyah. Dan mereka perlu didakwahi dan dibimbing untuk kembali ke jalan yang lurus, yaitu agama Islam.
Untuk memahami kebenaran, seseorang harus mempelajari kesalahan. Hal ini bertujuan agar terjadi pemahaman yang utuh dan tidak bias sebelah saja. Begitu halnya dengan ilmu dan pengetahuan, seseorang akan memiliki pemahaman yang utuh terkait hal tersebut, bila ia mempelajari katalisnya yaitu jahiliyah. Keduanya perlu dibahas agar terjadi pemahaman yang baik dan tercipta ilmu pengetahuan yang utuh.
Istilah jahiliyah berasal dari kata ja-ha-la yang mengandung arti lawan kata 'ilm; kasar tabiatnya; bersikap tidak ramah; berpaling dari/menjauh (jaf); dungu; tolol; bodoh; naik darah (hamuqa). Sinonim dari kata jahala adalah al-khiffah (kekurangan berfikir) atau istakhaffah (meremehkan; menganggap ringan), fasakha (bodoh; lemah akalnya), safaha (merendahkan; bodoh; tolol; jelek akhlaknya). Sedangkan antonimnya adalah al-'ilm (pengetahuan); 'alima (mengetahui) jmalah (bersikap baik dan ramah); al-ma'rifah (pengetahuan); al-jusum (perkara-perkara besar).
Salah satu ulama asal Mesir, Sayid Qutb menyatakan bahwa yang disebut jahiliah bukan suatu masa tertentu, tetapi suatu keadaan tertentu yang bisa terjadi kemarin, sekarang atau esok hari. Suatu masyarakat yang tidak menjalankan hukum dan ketentuan Islam berarti masyarakat itu menjalankan hukum dan ketentuan jahiliah dan hidup di dalam kejahiliahan.[6] Prilaku ini sejatinya telah terjadi di zaman saat ini, di mana seorang muslim belum menjalankan syariat Islam secara sempurna. Bahkan, banyak ditemukan dalam kehidupan saat ini, agama yang dianutnya Islam, namun akhlak dan prilaku jauh dari nilai-nilai yang seharusnya ditunjukan seorang muslim.
Istilah jahiliah bukan hanya dikenal di zaman pra Islam, tetapi juga mulai terlihat di zaman modern. Perbuatan ini mirip seperti halnya yang terjadi di zaman pra Islam. Â Di antara contoh-contohnya adalah
- Menyebarnya Hoax atau berita palsu
Berita palsu sebenarnya sudah terjadi di zaman dahulu, baik di zaman Rasulullah telah diutus atau jauh sebelum Nabi Muhammad ada. Maka, Allah telah mengingatkan hambanya akan berhati-hati terhadap suatu berita yang beredar di sekitarnya. Memastikan akan fakta dan kebenaran kabar tersebut agar tidak terjadi kesalahan pahaman. Dalam kitab-Nya, Dia telah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (al-Hujaraat: 6)
- Mengubur manusia secara paksa
Perbuatan keji yang pernah dikerjakan oleh orang-orang jahiliah di zaman pra Islam adalah mengubur manusia secara paksa. Banyak sekali berita yang mengabarkan akan praktek ini. Terlebih mengubur janin karena hasil perbuatan zina anak remaja saat ini.[7]Â
Perbuatan jahiliah ini telah Allah jelaskan:
"Dan apabila anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh." (Q.S. al-Takwir [81]: 8-9)