Mohon tunggu...
endrio saputra
endrio saputra Mohon Tunggu... -

Saya seorang suami dan seorang ayah dari seorang anak laki-laki yang masih berusia 1 tahun. saat ini saya bekerja di stasiun radio swasta di kota Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mereka Juga Anak Anda, Sir

23 November 2011   05:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Mr. Presiden.

Semalam aku makan di salah satu restoran cepat saji asal Amerika, yang katanya "Jagonya Ayam" atau "Ayamya Jago" kurang begitu jelas sir, karena semalam di kota saya hujan gerimis mengguyur sejak sore. Setelah makanan di pesan, saya langsung naik ke lantai dua karena selain di situ saya bisa merokok ada balkon yang di sediakan oleh pihak pengelola. Sehingga asik, makan ayam goreng sambil menikmati basahnya jalanan. Ternyata di balkon tersebut ramai dengan anak muda. Ya kalo sama saya, muda mereka lah, meskipun sebenarnya saya juga masih muda.

Saya duduk di tepi balkon, padahal tempat favorit saya adalah sofa-sofa merah yang empuk. Tapi malam itu semua sofa merah sudah full oleh anak muda tersebut.

Sambil makan, kadang-kadang saya melirik ke arah mereka. Pemuda berusia belasan tahun, campur laki-laki dan perempuan dandanan yang perempuan serba mini dan menonjol, sedangkan yang laki-laki ala anak Punk pake kaos, celana jeans ketat, dan potogan rambut mohawk (meskipun nggak tinggi). Berpak-pak rokok berserakan di atas meja mereka, terselip di antara piring-piring kotor, dan tulang belulang ayam.

Ribut sekali mereka, mereka bicara seolah-olah dengan orang tuli. Mereka selalu berteriak ketika mengatakan sesuatu, padahal di tempat itu tidak ada keramaian apapun kecuali suara kendaraan yang lewat, itupun hanya kadang-kadang.

Yang membuat saya kaget adalah ketika mereka ngobrol, mereka mengucapkan kata-kata "sekolah, guru, kelas, pelajaran".

Mr. President, ternyata mereka masih sekolah, dan semalam bukan malam minggu artinya hari ini mereka sekolah.

Mr. President, miris hati saya melihat mereka. Ketika teman-temannya mungkin di rumah sambil mengerjakan tugas atau belajar mereka malah nongkrong, ketawa-ketawa, ngomong kasar, ngomong jorok.

Mr. President, kenapa kau buat begini generasi muda bangsa ini. Kenapa kau buat orang tua mereka terlalu sibuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengawasi anak-anak mereka.

Mr. President, anda adalah bapak bangsa ini berarti mereka adalah anak-anak anda juga, Sir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun