Apakah anda mengetahui tentang penyakit kronis? Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkepanjangan, tidak dapat disembuhkan namun penyakit kronis ini dapat dikontrol, contohnya penyakit stroke dan diabetes mellitus (DM).Â
Di dunia tahun 2013 lebih dari 317 juta orang terkena DM, dan sekitar 200 per 100.000 penduduk terkena stroke. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena stroke dan sekitar 25% orang meninggal sedangkan sisanya mengalami cacat ringan bahkan cacat berat. Penyakit kronis tersebut akan menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan masyarakat keseluruhan, menimbulkan masalah sosial, dan psikologis yang mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas pada penderita.
Lalu seperti apa penanganan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kekambuhan?
Ada dua hal utama dan ini memerlukan partisipasi aktif dari pasien. Pertama, merubah gaya hidup, merubah gaya hidup tidak hanya berkaitan dengan makanan saja, namun aktivitas fisik juga sangat berperan.Â
Kedua, melakukan kontrol rutin, karena dengan melakukan kontrol pasien akan mengetahui sejauh mana kondisi pasien dan bagaimana perkembangannya. Dari berbagai penelitian, pasien penyakit kronis menjadikan pengetahuan tentang penyakit cukup baik, tetapi keinginan untuk mengontrol kesehatan tidak begitu konsisiten. Karena pasien harus menempuh jarak untuk mendapatkan layanan kesehatan serta penambahan biaya untuk transportasi.
Melalui perkembangan teknologi yang maju saat ini, dunia keperawatan muncul layanan kesehatan yang mendukung perawatan pasien dirumah dengan menggunakan komunikasi jarak jauh (telenursing) dalam melayani pasien, metode ini membantu seseorang dalam mendapatkan pelayanan yang mudah, cepat, murah, dapat menghemat waktu dan pelayanan yang berkualitas. karena dalam melayani pasien bisa menggunakan teknologi telekomunikasi seperti telepon, sms dan media sosial.Â
Telenursing juga berguna meningkatkan kontrol pasien karena pasien merasa diperhatikan dalam mencapai kesehatan yang lebih baik. Selain itu penggunaan telenursing juga menurunkan kunjungan rawat jalan, durasi rawat inap, resiko terjadi komplikasi hingga menurunkan penyebaran penyakit.
 Lalu bagaimana cara perawat mendapatkan data pasien dan perawat bekerja?
Tahap pertama, perawat menilai masalah kesehatan seperti tekanan darah, suhu tubuh, dan menjawab pertanyaan dari keluhan yang dirasakan dan kebutuhan yang diinginkan. Tahap kedua, menentukan masalah kesehatan, diagnosa keperawatan dan  memprioritaskan kebutuhan pasien.Â
Tahap ketiga menetukan tujuan, apakah pasien ingin melakukan perawatan mandiri atau pergi ke layanan gawat darurat yang sebelumnya diberitahu tentang masalah yang dihadapi pasien. Tahap keempat, berjasama dengan pasien tentang bagaimana mendapatkan layanan digawat darurat.Â
Tahap kelima memberikan informasi medis, misalnya tentang pendidikan kesehatan, promosi kesehatan dan mediasi kontak dengan layanan kesehatan. Tahap kelima evaluasi yaitu memastikan pasien memahami rencana yang dianjurkan, menanyakan pendapat dari pasien dan memeriksa hasilnya dengan panggilan tindak lanjut.