Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Masih Ingin Menahan Kentut?

3 September 2017   17:58 Diperbarui: 3 September 2017   18:37 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Kentut atau flatusadalah proses keluarnya gas yang telah dihasilkan di saluran pencernaan atau anus.  Kentut berasal dari udara yang terjebak di dalam perut yang berasal dari berbagai sumber. Beberapa di antaranya adalah udara yang ikut tertelan saat mengunyah makanan atau pada saat minum. Udara ini kemudian merembes dari darah ke usus, lalu diolah oleh bakteri di dalam usus menggunakan reaksi kimia sehingga terciptalah gas yang biasa disebut kentut atau buang gas. Kentut biasanya ditandai dengan rasa mulas yang terjadi di perut. Kentut bisa menjadi pertanda bahwa seseorang telah mengkonsumsi makanan secara berlebihan, akan buang air besar, terkena efek samping penggunaan obat-obatan tertentu, sembelit, atau masuk angin.

     Biasanya kentut dibarengi dengan suaranya yang khas dan terkadang diikuti pula oleh baunya yang tidak sedap. Sekitar 1% dari kentut mengandung gas hidrogen sulfida dan markaptan yang mengandung sulfur dan belerang. Hal inilah yang membuat kentut menjadi berbau. Kebanyakan orang lebih memilih untuk menahan kentut daripada mengeluarkannya ketika sedang berada di tempat umum atau sedang berkumpul bersama banyak orang. Orang-orang tersebut lebih memilih merasakan kembung akibat menahan kentut daripada merasakan malu karena ketahuan kentut. Padahal, menahan kentut bukan hanya akan menyebabkan kembung. Banyak yang tidak menyadarinya, namun kentut memiliki dampak yang lebih besar ketimbang kembung.

     Ketika seseorang menahan kentut, maka gas tidak berguna yang seharusnya keluar dari tubuh kembali masuk ke dalam perut. Hal ini membuat perut menjadi bergejolak dan terasa kembung. Selain menyebabkan kembung, menahan kentut juga memiliki efek-efek lain yang lebih serius seperti menurunnya nafsu makan, kram pada perut, wasir, infeksi diverticulosis (terbentuknya kantung-kantung kecil pada lapisan usus besar), peritonitis (peradangan pada jaringan yang melapisi dinding bagian perut), kentut semakin bau, cepirit (keluarnya sedikit ampas tinja), memperparah sembelit, dan yang terakhir, meski bukan racun, menahan kentut juga bisa menyebabkan keracunan gas karena gas dari kentut yang ditahan bisa masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

      Kentut merupakan salah satu anugerah yang diberikan Tuhan kepada makhluknya. Merupakan hal yang lumrah jika seseorang kentut 10 hingga 20 kali dalam sehari. Begitu pentingnya kentut hingga orang yang baru saja selesai operasi pun harus menunggu tubuh mereka buang gas agar mereka bisa makan dan minum. Namun terkadang, orang lebih memilih menahannya, bahkan ketika tahu bahwa itu berdampak tidak baik bagi kesehatan mereka. Meski hanya sepele, menahan kentut juga bisa berbahaya. Oleh karena itu, jangan pernah malu untuk kentut, jadi jangan ditahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun