Kalau kita mengikuti perkembangan politik baru-baru ini, kita dapat cermati betapa kuatnya serangan-serangan alit-elit Partai Demokrat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Tudingan oleh Nurhayati Assegaf tentang kebakaran di Jakarta, bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi telah terjadi 1000 kebakaran,  kemudian disusul oleh sisnisme terhadap Jokowi yang menolak mobil murah (LCGC) padahal dulu pernah mengajukan mobil Esemka. Belum puas sampai disini, elit yang lain (Ramadhan Pohan) mengatakan bahwa akibat pemberian ijin mendirikan bangunan (IMB) yang dikeluarkan pemda DKI Jakarta kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk menernovasi kedubesnya mengakibatkan pemerintah Indonesia disadap oleh AS. Masih belum puas, ketua umumnyapun menyentil dengan lebai bahwa dia merasa tertusuk ketika koleganya para pemimpin negara Asean mengeluhkan kemacetan di Jakarta. Seharusnya untuk kemacetan di Jakarta tanyakan langsung pada Jokowi sebagai kepala daerahnya.
Suara kegaduhan yang bersahut-sahutan para elit Demokrat ini semakin membuat bising lingkungan kita. Kita yang sedang melakukan aktifitas, terpaksa untuk menoleh karena kegaduhan ini. Partai Demokrat yang ketua umumnya kurang dari setahun lagi akan berakhir sebagai Presiden RI nampaknya mencari cara agar mendapatkan perhatian dari rakyat. Ketika mereka memamerkan perhelatan Konvensi calon presiden namun ternyata tidak diminati rakyat, maka merekapun membuat kegaduhan dengan menjelek-jelekkan Jokowi yang sedang giat memperbaiki kota Jakarta agar lebih nyaman dan manusiawi.
Nampaknya kita mesti siap-siap untuk mendengarkan kegaduhan-kegaduhan yang lebih besar lagi yang akan dilakukan secara massif oleh Partai Demokrat untuk mencari celah kelemahan Jokowi agar juga dibenci oleh rakyat. Kegaduhan yang selama ini baru pada tahap awal untuk test case bagaimana rakyat menanggapi. Apakah rakyat memberi pandangan baik atau tidak atas kegaduhan ini. Bila dirasa mendapat tanggapan baik, kegaduhan yang lebih besar akan dilancarkan. Namun bila ditanggapi negatif, maka Demokrat sudah mempersiapkan senjata lain untuk menyerang Jokowi.
Sudah pasti ada banyak cara untuk menyerang Jokowi karena partai ini memiliki pensiunan ahli-ahli perang yang secara teori mereka sangat mumpuni. Kita bisa lihat setelah ini, akan ada langkah-langkah sistemik agar partai mereka bisa menang. kita lihat DPT yang banyak bermasalah. Kita lihat di KPU ada siapa? Akan kelihatan seusai pemilu. Kita hanya bisa berkata Oooo ternyata itu orang partai ya? Dengan imbalan posisi penting di partai meskipun baru bergabung (lihat pengalaman Anas dan Andi N).
Jadi bersiaplah untuk mendengar dan melihat bagaimana segala daya upaya dilakukan agar Jokowi tidak disukai oleh rakyat. Selamat mendengarkan dan menyaksikan.......
salam saya,
Endra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H