IDEAL Merek Spesialis Pisau Dapur, mungkin tak banyak yang tahu tentang hasil karya anak bangsa dibidang kitchen utility ini, namun ditengah persaingan pasar bebas dan himpitan produk serupa IDEAL merek spesialis pisau dapur mencoba bertahan. Ya...seperti yang sudah banyak diketahui bahwa secara tidak langsung Indonesia telah dijajah oleh produk-produk yang berasal dari negara berhidung mancung (asing).
Secara tidak sadar, dari waktu kewaktu produk-produk asli Indonesia mulai tersisih. Secara pribadi saya berpendapat bahwa semakin kita menghargai kualitas produk asing semakin terpuruk pula industri lokal. Bagaimana tidak...? memang saya akui kalau dipandang dari segi teknologi Indonesia memang jauh kalah bersaing dari pada negara lain, sehingga untuk memproduksi produk atau kerajinan Contoh : pisau dalam jumlah banyak untuk memenuhi permintaan pasar sangat lambat.
Sadarkah sobat, ketika kita membeli satu produk impor, berarti kita telah mengurangi pendapatan dari si pengrajin. Alasan yang sering saya dengar dari teman-teman saya kenapa mereka lebih suka membeli produk asing :
1. Branded
2. Kualitas lebih bagus
3. Pengerjaanya halus
4. Harga lebih murah
5. Gengsi
Rasanya beberapa alasan diatas sangat tak adil bagi produk atau merek yang berasal di Indonesia. Kita tahu bahwa 40% pemasukan Indonesia berasal dari UKM. Dan UKM itu sendiri mayoritas pengerjaanya secara manual dan memkai tenaga manusia, sedangkan industri besar lebih banyak dikuasai oleh investor asing. Jadi lengkap sudah penderitaan para pengrajin Indonesia.
Tergantung sobat menilai bagaimana menyikapi hal tersebut, namun tidakkah sobat berusaha untuk kembali memupuk rasa cinta dengan produk dalam negeri, agar industri dalam negeri bisa memberdayakan masyarakat sekitar sehingga angka pengangguran di Indonesia berkurang.
Ditengah Himpitan Produk Asing, IDEAL Merek Spesialis Pisau Dapur Mencoba Bertahan, ini hanya sebuah opini pribadi tidak bermaksut menonjolkan suatu merek atau produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H