Mendengar tumbuhan aloevera atau lidah buaya tentunya sudah tidak asing lagi bukan? Selain sebagai tumbuhan hias, tumbuhan ini juga dikenal akan manfaatnya. Dan sudah banyak yang membudidaya tumbuhan aloevera atau lidah buaya ini, yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan produk kecantikan.
Negara Jazirah Arab sebagai asal ditemukannya tumbuhan aloevera yang bersifat menahun dan tumbuhan liarnya sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri aloevera dikenal dengan sebutan lidah buaya. Tumbuhan yang menjulur panjang dilindungi duri-duri disetiap pinggirnya menjadi ciri khas sendiri bagi tumbuhan tersebut. Tumbuhan ini dilapisi oleh daun yang tipis dan didalamnya terdapat sebuah gel yang kaya akan manfaat. Lidah buaya sendiri mengandung vitamin A dalam bentuk beta-karoten, vitamin C, dan E.
Disini aku akan memperkenalkan pembudidayaan lidah buaya di dusunku, yaitu dusun Banggan. Alamat lengkapnya Banggan, Sukoreno, Sentolo, Kulon Progo. Dimana budidaya lidah buaya ini diperkenalkan oleh Pak Bambang, sebagai pemilik tempat budidaya lidah buaya pertama di dusunku. Selain sebagai tempat budidaya Pak Bambang juga mengadakan sosialisasi kepada warga setempat untuk mengenalkan tentang apa itu lidah buaya, manfaatnya serta dapat diolah menjadi apa saja lidah buaya tersebut.
Sebagai penyalur pembudidayaan lidah buaya, beberapa warga melakukan sosialisasi secara bertahap. Pada hari pertama sosialisasi dibatasi kurang lebih 15 orang warga karena dalam  menjalankan protocol kesehatan covid-19 yang kemudian diisi dengan perkenalan pemilik  tempat budidaya lidah buaya dan peresmian tempat. Pada sosialisasi kedua diikuti kurang lebih 10 orang warga yang disitu dijelaskan bagaimana cara penanaman sampai pada perawatan tumbuhan lidah buaya, pemanenan lidah buaya, dan manfaat lidah buaya sendiri.
Berikut cara penanaman dan perawatan lidah buaya, yaitu:
- Siapkan tanah yang sudah dicampur dengan merang padi dan pupuk kompos dengan perbandingan 1/1 dan masukkan ke dalam polyback berukuran kurang lebih 2kg, lalu buat lubang kecil di tengah-tengah tanah. (setiap satu polyback satu tumbuhan lidah buaya)
- Masukkan bibit lidah buaya yang berakar ke dalam lubang tanah tersebut, lalu tutupi dengan tanah di sekitarnya.
- Berikan pupuk dan lakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore. Hindari sinar matahari secara langsung yang dapat menyebabkan tumbuhan lidah buaya menjadi rusak.
- Jika ingin budidaya lidah buaya harus diperhatikan jarak penempatan dalam menata tumbuhan tersebut. Jarak antara lidah buaya yang satu dengan lainnya kurang lebih 70 cm, untuk pengembangan yang lebih luas. Sehingga pelepah lidah buaya tidak menyatu dengan yang lain yang dapat mengakibatkan pelepah satu sama lain rusak dan gagal dalam pemanenan.
- Apabila tumbuhan lidah buaya dalam proses pertumbuhan memiliki jumlah pelepah lebih dari 9 maka harus dikurangi satu pelepah agar daging yang terdapat dari setiap pelepah memiliki jumlah yang banyak.
Berikut pemanenan lidah buaya yang benar, yaitu:
- Setelah 6 bulan sekali tumbuhan lidah buaya sudah bisa dipanen (bagi yang tumbuhannya subur)
- Lalu pemetikan. Pemetikannya dimulai dari pelepah yang paling bawah dengan menggunakan pisau agar tidak merusak batang yang lain.
- Setelah pelepah terkumpul dilanjutkan pencucian secara bergantian untuk menghindari lecet pada pelepah yang lain.
- Setelah semua selesai, lanjut proses pengolahan.
Seiring berkembangnya teknologi dan jaman lidah buaya diolah menjadi berbagai aneka olahan, seperti makanan, obat-obatan, pupuk, dan produk kecantikan. Baik dari daun ataupun dagingnya, semua dapat dimanfaatkan.
Untuk aneka olahan yang dihadirkan dari budidaya lidah buaya Dusun Banggan meliputi,
- Nata de coco, dimulai dari pelepasan daun bagian bawah menggunakan pisau. Lanjut dalam pengambilan daging menggunakan sendok untuk menghindari terkenanya daun bagian atas yang dapat membuat daging itu berasa pahit. Setelahnya potong kecil-kecil berbentuk kotak-kotak atau sesuai selera. Daging dicampur dengan garam sampai merata kemudian dicuci menggunakan natrium acid, lalu dicuci dengan air biasa, setelah itu direndam selama 8 jam dengan air biasa. Setelah perendaman 8 jam lalu tiriskan lanjut direndam dengan air hangat selama 15 menit. Nata de coco pun siap diolah menjadi oalahan minuman, dawet, selai, keripik, dan masih banyak lagi.
- Teh herbal lidah buaya, dibuat dari sisa-sisa kulit pelepah lidah buaya yang dicuci kemudian dipotong kecil-kecil lalu dikeringkan dengan sinar matahari dengan terik matahari yang penuh bisa 3-4 hari. Bisa juga dikeringkan menggunakan oven kurang lebih 2 jam. Setelah itu bisa diminum setiap pagi dan sore hari menggunakan air panas dan dicampur dengan gula batu. Teh herbal ini dapat mencegah darah tinggi dan mengurangi rasa sakit pada gigi.
- Untuk produk kecantikan sendiri, lidah buaya dapat digunakan langsung kepada wajah. Caranya ambil pelepah lidah buaya kemudian dicuci dan langsung di aplikasikan kepada wajah dan tunggu sekitar 15 menit lalu basuh dengan air hangat.
- Pupuk lidah buaya, menggunakan sisa-sisa bahan yang sudah tidak terpakai seperti, potong-potongan pelepah yang sudah tidak berguna.
- Selain itu daging lidah buaya dapat digunakan sebagai pendeteksi tubuh yang memiliki penyakit atau yang tidak memiliki penyakit. Hal itu dapat diketahui dengan mengonsumsi secara langsung daging lidah buaya. Jika saat mengonsumsi daging tersebut dan kita merasakan pahit maka tubuh kita tidak sehat begitupun sebaliknya jika yang kita rasakan adalah biasa saja maka tubuh kita sehat.
Pengenalan mengenai budidaya tumbuhan lidah buaya atau aloevera mungkin dapat dipraktekkan oleh kalian yang ingin memperluas kualitas dari tumbuhan tersebut. Diatas tadi ialah cara pembudidayaan lidah buaya perdana yang ada di dusunku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H