Mohon tunggu...
Firmansah
Firmansah Mohon Tunggu... Guru - Pelayan yang Melayani

Menjadi guru di perbatasan adalah pelayanan yang membanggakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Profesi Guru yang Profesional: Membangun Profesionalisme di Wilayah Perbatasan

29 Juli 2024   09:03 Diperbarui: 29 Juli 2024   09:07 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Profesi Guru yang Profesional: Membangun Profesionalisme di Wilayah Perbatasan

(E.Firmansah)

Profesi guru adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa. Guru berperan dalam membentuk karakter dan kecerdasan generasi penerus. Namun, di berbagai daerah, terutama di wilayah perbatasan, profesi ini sering kali diisi oleh individu yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang memadai. Banyak dari mereka hanya lulusan SMA atau bahkan bukan dari jurusan keguruan. Artikel ini bertujuan untuk membahas bagaimana membangun profesionalisme guru di tengah kondisi tersebut, dengan membandingkan situasi ini dengan ketentuan dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005.

Kondisi Guru di Wilayah Perbatasan

Di wilayah perbatasan, tantangan utama dalam dunia pendidikan adalah kualifikasi guru. Banyak guru yang mengajar tanpa latar belakang pendidikan formal yang relevan. Beberapa dari mereka bahkan hanya lulusan SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi di daerah tersebut, serta kurangnya minat para lulusan perguruan tinggi untuk mengajar di wilayah terpencil. 

Dalam hal ini pemerintah sudah sangat baik membantu dengan pengadaan guru SM3T atau Sarjana Mengajar di daerah 3 T (Tertinggal, Terluar, Terdalam) dan dampaknya sangat dirasakan di daerah perbatasan, sekalipun waktu pengabdian masih relative singkat. Selain itu pengadaan Guru Garis Depan (GGD) yang menjadi program pemerintah pusat juga sangat membantu dan perlu untuk terus ditingkatkan.

  • Motivasi Mengabdi

Motivasi individu untuk menjadi guru di perbatasan sering kali didorong oleh rasa pengabdian. Banyak dari mereka yang mengajar bukan karena faktor ekonomi semata, melainkan karena panggilan hati untuk berkontribusi bagi masyarakat. Mereka menyadari bahwa kehadiran mereka sangat dibutuhkan karena sedikit guru yang tahan menetap tinggal di perbatasan dengan segala tantangan yang dihadapinya. Pengabdian ini menjadi kekuatan utama yang mendorong mereka untuk terus berjuang meskipun dengan segala keterbatasan.

  • Kesejahteraan dan Gaji Rendah

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi guru di wilayah perbatasan adalah rendahnya gaji. Banyak guru di daerah ini menerima gaji yang jauh di bawah upah minimum. Kondisi ini jelas tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan dapat mempengaruhi motivasi serta kinerja mereka sebagai pendidik. Hal ini dimungkinkan karena kebutuhan pokok diperbatasan juga sangat tinggi.

Membangun Profesionalisme Guru

  • Pelatihan dan Pendidikan Berkelanjutan

Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Pemerintah perlu menyediakan program pelatihan yang intensif dan berkelanjutan untuk guru-guru di wilayah perbatasan. Program ini bisa mencakup berbagai aspek, mulai dari metode pengajaran, manajemen kelas, hingga penggunaan teknologi dalam pendidikan. Dengan pelatihan yang tepat, guru-guru ini dapat terus mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi mereka.

  • Sertifikasi Guru

Proses sertifikasi guru adalah langkah penting dalam memastikan kualitas pendidikan. Sertifikasi tidak hanya mengakui kompetensi profesional seorang guru, tetapi juga mendorong mereka untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Bagi guru yang bukan lulusan sarjana keguruan, pemerintah bisa menyediakan jalur khusus untuk memperoleh sertifikasi melalui program pelatihan dan ujian kompetensi. Sertifikasi ini akan memberikan pengakuan resmi atas kompetensi mereka, sekaligus meningkatkan kredibilitas di mata siswa dan masyarakat.

  • Insentif dan Tunjangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun