Mohon tunggu...
Eneng Ratna
Eneng Ratna Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era Digitalisasi Mempengaruhi Minat Baca

26 Januari 2023   05:11 Diperbarui: 29 Januari 2023   20:26 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Digitalisasi adalah adalah proses perubahan yang terjadi pada teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital. Sedangkan, era digital adalah suatu kondisi zaman ataupun kehidupan yang mana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah bisa dipermudah dengan adanya teknologi yang serba canggih.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan bahwa penggunaan ponsel pintar atau smartphone mencapai 167 juta orang atau dengan persentase 89 persen dari total penduduk Indonesia. Hal itu didorong dari tarif untuk menggunakan internet yang murah. Sementara, awal tahun 2022 berdasarkan laporan dari perusahaan riset Data Reportal mengatakan bahwa jumlah perangkat seluler yang terkoneksi di Indonesia mencapai 370,1 juta. Jumlah tersebut meningkat 13 juta atau 3,6 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Berdasarkan  laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang pada Januari 2022. Dengan era digitalisasi ini, media sosial menjadi alat penyebaran informasi. Apakah dengan banyaknya pengguna smartphone dan pengguna media sosial di era digitalisasi ini memberikan pengaruh pada minat baca di Indonesia?

Berdasarkan  data pengguna media sosial dan pengguna smartphone di Indonesia ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap minat baca di Indonesia. Hal ini bisa di lihat dari fakta mengenai minat baca di Indonesia. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, Cuma 1 orang yang rajin membaca.

Di era digitalisasi ini sebenarnya tidak mungkin bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Meskipun internet bak pisau bermata dua (Dampak Negatif dan Dampak Positif), namun banyak dampak positif yang bisa kita ambil. Misalnya, media pembelajaran online sangat membantu para siswa yang tidak mempunyai waktu untuk pergi ke tempat les. Contoh lainnya masyarakat tidak harus memiliki buku cetak ataupun pergi ke perpustakaan dan ke toko buku, semua telah disediakan oleh internet ataupun aplikasi-aplikasi, menggalang dana atau mengumpulkan donasi secara online, masyarakat dapat belajar dan mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber seperti buku, artikel, dan menggabungkannya serta menganalisis informasi. Sehingga masyarakat dapat membedakan mana Informasi yang bersifat fakta ataupun bersifat opini yang melatih masyarakat untuk membangun argumen menjadi kemampuan yang harus dimiliki.

Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Kecakapan pengguna dalam literasi digital mencakup kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkannya dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Berdasarkan yang kita ketahui bahwa sebagian besar penyebab maraknya informasi hoaks, cybercrime/kejahatan di dunia maya (seperti cyber bullying), atau bahkan penipuan disebabkan oleh rendahnya tingkat literasi digital. Oleh karena itu, di era digitalisasi ini kita perlu mengetahui cara untuk meningkatkan literasi digital, menurut Douglas A. J. Belshaw membutuhkan 8 elemen penting untuk meningkatkan literasi digital, yaitu: (1) elemen kultural, yakni pemahaman terhadap konteks dunia digital; (2) elemen kognitif atau daya pikir dalam menilai konten; (3) elemen konstruktif atau inovasi; (4) elemen komunikatif atau pemahaman terhadap kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital; (5) elemen kepercayaan diri yang bertanggung jawab; (6) elemen kreatif untuk melakukan hal baru dengan cara baru; (7) elemen kritis dalam menyikapi konten; dan (8) bertanggung jawab secara sosial.

Sehingga jika kita sudah memiliki kedelapan elemen tersebut, maka kemungkinan tingkat literasi digitalnya sudah tinggi atau meningkat. Maka kalian akan sulit terpengaruh oleh berita hoaks, phising, carding, bahkan penipuan. Terutama dikalangan remaja banyak yang melakukan tindakan cyber bullying, literasi digital ini akan membuat para pelaku lebih bertanggung jawab dan kritis dalam berkomentar dan bermain sosial media. Dan perlu diingat bahwa literasi bukan hanya membaca tetapi berbicara, menyimak dan menulis.

Era digitalisasi menjadi tantangan dan peruntungan untuk meningkatkan minat baca. Kemajuan teknologi sebaiknya menjadi pemicu meningkatnya minat baca, bukan hanya memberikan dampak buruk bagi pemilik smartphone. Membaca tidak hanya sekedar formalitas belaka tetapi sangat penting bagi kemajuan bangsa. Dengan banyaknya orang yang memiliki media sosial dan memiliki kesempatan untuk membaca informasi penting yang terkadang hanya dibaca sebagian dan tidak begitu peduli dengan apa tujuan dan isi dari informasi tersebut. Dengan demikian, jelas bahwa masyarakat kurang bijak dalam penggunaan smartphone di era digitalisasi ini.

Dengan banyaknya pengguna media sosial di Indonesia maka salah satu cara untuk menanggulangi kasus minimnya minat baca di Indonesia kita dapat menerapkan literasi digital di era digitalisasi. Dengan cara  di kemas dalam sebuah postingan di media sosial yang memberikan informasi, ilmu pengetahuan untuk masyarakat. Melalui media sosial ini pun bisa menjadi perantara untuk menyadarkan masyarakat Indonesia betapa pentingnya membaca. Budaya membaca dan minat membaca di era digitalisasi ini harus terus di tingkatkan kepada masyarakat dan khususnya anak-anak sebagai penerus bangsa agar tidak lagi menjadi negara yang memiliki tingkat minat baca yang rendah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun