Mohon tunggu...
Kebijakan

Mau Dibawa ke Arah Mana Indonesia Kita?

12 Mei 2019   11:26 Diperbarui: 12 Mei 2019   19:49 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah 73 tahun Indonesia merdeka namun masih banyak rintihan dari rakyat-rakyat miskin yang menandakan bahwasanya negara ini masih belum bisa mensejahtrakan rakyatnya, miris memang melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi bangsa ini mulai dari kemiskinan, korupsi yang tak kunjung usai, hukum yang tidak tegas (jual beli hukum) dan masih banyak permasalahan yang lain yang belum bisa teratasi tuntas sampai sekarang, lantas apa yang menyebabkan sehingga berbagai pemasalahan tersebut sulit teratasi? 

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat sulit diatasi kerena angka pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari angka kematian yang tidak di imbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, membuat tingginya angka pengangguran, munculnya wilayah-wilayah kumuh di ibu kota yang membuat ketimpangan sosial semkin terasa. 

Korupsi, permasalahan ini juga sudah sering kita dengar di media-media elektronik maupun cetak, kurang tegasnya pemerintah dalam menangani kasus korupsi membuat para koruptor tidak merasakan efek jera seakan korupsi di Indonesia ini sudah bagaikan racun yang menggerogoti bangsa, mudahnya hukum di perjualbelikan membuat pandangan kita terhadap hukum yang seharusnya semua orang diperlakukan sama di depan hukum ternodai.

Terlebih lagi bagi bangsa Indonesia sebagai negara hukum contoh mega korupsi yang pernah terjadi di Indonesia adalah korupsi pembangunan pusat olahraga Hambalang yang dimulai pada tahun 2009 lewat arahan kementrian pemuda dan olahraga Andi Malarangeng, yang menilai bahwa Indonesia perlu memilki sebuah pusat Pendidikan latihan dan sekolah olahraga berskala nasional.

Namun proyek tersebut malah di korupsi oleh beberapa oknum elit politik yang saat itu ada empat orang yang diduga terlibat dalam proyek ini yaitu Angelina Sondakh, Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng, serta Nazaruddin dengan anggaran yang diberikan mencapai Rp. 1,75 triliun diperkirakan kerugian negara akibat korupsi ini sebesar Rp. 464 miliar, andaikan dana yang di korupsi tersebut dibuat untuk membantu mensejahtrakan rakyat pasti sudah sangat membantu semisal membuka sebuah lapangan pekerjaan, namun lagi-lagi sifat serakah manusia yang ingin memperkaya diri sendiri membuat hal tersebut sulit tercapai, contoh di atas hanya salah satu dari banyaknya kasus-kasus korupsi yang ada di Indonesia mulai dari korupsi yang ada di kelas bawah hingga tingkat atas.

Korupsi, pengangguran, kemiskinan akan terus melekat pada bangsa kita jika hukum saja masih bisa diperjual belikan, suap menyuap masih marak terjadi entah itu dikalangan bawah maupun dikalangan para pejabat elit, jika DPR saja sebagai penyampai aspirasi masnyarakat terlibat korupsi lantas masnyarakat harus percaya kepada siapa? 

Langkah sederhana agar memutus kebiasaan suap-menyuap yang nantinya mengarah kearah korupsi bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan cara jangan menyuap instansi pemerintah maupun para aparat penegak hukum.

Jika anda terbiasa melakukan suap maka budaya ini akan terus melekat pada bangsa kita, dan jika dalam prakteknya ada pihak terkait yang ingin mencoba menyuap atau terdapat pungli dapat anda laporkan ke pihak terkait ada tiga cara untuk melaporkan praktik pungli sesuai peraturan presiden nomor 87 tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, cara yang pertama melalui website saberpungli.id, yang kedua melalui layanan sms call center di nomor 1193 dan cara yang ketiga melalui hotline telpon di nomor 193.

Perlunya perubahan yang akan membawa bangsa Indonesia kearah yang lebih baik di mulai dari diri kita pribadi, langkah awal yang dapat  kita praktekan adalah ikut serta dalam dalam program-program pemerintah yang mendukung perubahan kearah yang lebih baik seperti contohnya sudah disediakanya RUSUNAWA untuk menangani permukiman kumuh terutama di sekitar bantaran sungai yang sangat jauh dari kata aman apalagi disaat waktu penghujan tiba, mengikuti program KB untuk meningkatkan kesejahtraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) sebagai dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk. 

Dari sekian pemasalahan yang ada saya berharap bangsa ini mampu terbebas dari berbagai permasalahan yang ada khusunya korupsi, yang menjadi akar penyebab permasalahan bangsa mulai dari kemiskinan dan lain-lain dikarenakan korupsi memiliki dampak masif terhadap sosial dan kemiskinan, apa saja dampaknya? 

Pertama, pengentasan kemiskinan yang berjalan lambat akibat lemahnya koordinasi dan pendataan, pendanaan dan lembaga, karena korupsi permasalahan kemiskinan itu akhirnya akan membuat masyarakat sulit mendapatkan akses ke lapangan kerja. Kedua, meningkatnya angka kriminalitas di masyarakat dikarenakan tuntutan hidup dan kurangnya lapangan kerja yang tersedia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun