[caption id="attachment_105209" align="alignleft" width="300" caption="Ikan buntal yang menggelembungkan perutnya setelah tersangkut pancing, Rabu (4/5/11) di Danau Pengelang, Desa Teluk Aur, Kecamatan Bunut, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Foto: ISTIMEWA."][/caption] PERNAH melihat ikan buntal secarang langsung? Ikan bernama latin tetraodon lunaris ini punya sifat unik.
Jika dia merasa posisinya terancam, maka pertahanan segera dibangun dengan cara mengembungkan perutnya sampai menyerupai bola. Tubuhnya sendiri nyaris tidak kelihatan, karena akan tampak seperti menempel di tubuh bola.
Seorang jurnalis sebuah surat kabar nasional, Opu Daeng Rizal, Rabu (4/5/11)sedang melakukan liputan di lokasi zona ekonomi Danau Pengelang, Desa Teluk Aur, Kecamatan Bunut, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Kawasan ini menjadi satu di antara koridor atau zona penghubung antara Taman Nasional Betung Kerihun dengan Taman Nasional Danau Sentarum. Jarak tempat ini dengan ibu kota provinsi Kalimantan Barat, Kota Pontianak, 700-an kilometer.
"Kami iseng-iseng memancing di danau, dengan maksud mendapat ikan air tawar. Eh, ternyata dapat ikan buntal pula, hahaha," ujar Daeng.
Di sela tugasnya, mereka memancing dengan umpan usus ayam. Ketika senar pancing milik Hermas, seorang pelaku wisata setempat, menegang, dengan penuh semangat joran pun disentak.
Bukan ikan kalui (mujahir) yang muncul, melainkan sesosok mahluk berbentuk bola gundhal-gandhul di ujung senar. Ikan buntal itu sebenarnya berukuran kecil, namun begitu kaget dan mengeluarkan jurus pertahanannya, perutnya menggelembung nyaris sebesar buah kelapa.
Nah, setelah merasa aman, biasanya ia akan mengecil kembali. Satwa ini banyak ditemui di Kabupaten Kapuas Hulu. Tidak langka, juga tidak dilindungi.
"Ikan itu kami lepas lagi, karena saya tidak berani mengonsumsinya. Bisa tamat riwayat," canda Daeng.
Ikan buntal memiliki jenis kulit yang kasar dan seperti ampelas. Bagi masyarakat pedalaman, kadang-kadang kulit ikan ini memberi manfaat tersendiri, bisa sebagai ampelas dan juga kulit gendang. (*)
SEVERIANUS ENDI
* Tulisan ini juga ditayangkan di web www.tribunnews.com di link ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H