Mohon tunggu...
Hanz Endi Pramana
Hanz Endi Pramana Mohon Tunggu... Freelancer - menulis seakan bagian dari masa lalu. akankan punah?

Lulusan Prodi Ilmu Komunikasi, Fisip, Atma Jaya Yogyakarta, mantan wartawan Tribun Pontianak (Kompas Gramedia), Kalimantan Barat. Mantan wartawan yang ingin tetap menulis. Email: endi.djenggoet@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Subuh Berdebu

30 Mei 2011   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aroma subuh lamat-lamat mulai merambati ventilasi berdebu
Dan masih saja kudengar lewat hembusan angin,
Kabar-kabar duka seakan tak mau lekang

Tubuh ini memang letih
Entah mengapa kantuk masih ragu menerkam

Di sana, di sana, masih terdengar keluh kesedihan
Ada cemas, juga rasa takut
Ada putus asa, juga seberkas harapan
Tapi lebih banyak rasa yang sesungguhnya tidak berasa

Dan langkah subuh berpadu bijaknya embun mulai membuat debu-debu ventilasi lebur
Hari mulai lagi menjelang
Dengkur perlahan lenyap berganti langkah-langkah tergesa mengejar matahari

Dan
Di sana, teriakan ketakutan masih terus merobek-robek helai angin
Membawanya terbang ke segenap penjuru
Tapi ingar-bingar kehidupan membuatnya tertelan dalam sunyi

Dan, selebihnya memang hanya sunyi!

*Subuh 30 Mei 2011, menjelang kedatangan SBY ke Pontianak. Juga ada cerita tragedi berdarah di Papua sehari sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun