[caption id="attachment_161273" align="alignleft" width="400" caption="Para pemain replika naga tampil akrobatik pada acara arak-arakan naga Cap Go Meh di Kota Pontianak, Senin (6/2/12). Foto: Severianus Endi"][/caption] RIBUAN warga memadati ruas Jl Gajah Mada untuk menyaksikan parade delapan replika naga pada perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak, Senin (6/2/12) siang. Setiap kali arak-arakan naga lewat, para remaja berebutan berlari sambil merunduk melewati tubuh panjang replika yang berkombinasi warna merah dan kuning itu. Sebagian orangtua mengangkat bayi mereka tinggi-tinggi sehingga bisa menjamah tubuh naga. Warga yang tak ingin melewatkan kesempatan ini, merekam atraksi itu dengan kamera saku serta telepon seluler. Saya hubungi kenalan saya, seorang tokoh Thionghoa Pontianak, penasehat Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT), dan juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Pontianak, Andreas Acui Simanjaya. Saya tanyakan, apa maknanya remaja-remaja yang suka berlari merunduk melintasi tubuh naga, dan anak-anak kecil yang diangkat orangtuanya untuk menjamah tubuh naga. Menurut Acui, demikian dia biasa disapa, ada yang percaya jika melewati bagian bawah naga beberapa kali bisa membawa keberuntungan. Menjamah tubuh replika naga bagi anak-anak kecil dimaksudkan supaya mereka mengenal budaya sendiri. "Biasanya anak-anak kan takut sama naga dan barongsai. Jadi dengan menjamahnya, mereka tahu kalau itu terbuat dari kain dan tak berbahaya," ujar Acui. Dia menambahkan, biasanya jenggot naga yang terbuat dari benang merah juga dibagikan dan disimpan oleh yang menerimanya. Ini sebagai tanda keberuntungan dan memang hanya orang yang beruntung yang bisa mendapatkan jenggot naga. "Bukan karena kesempatan ini hanya ada setahun sekali atau jumlahnya terbatas, tapi jenggot naga terbuat dari benang besar berwarna merah, warna keberuntungan dan kebahagiaan," Kata Acui. Pada perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak, delapan replika naga beratraksi dan diarak-arak oleh ratusan pemain melintasi Jl Gajah Mada yang merupakan sentra bisnis. Arak-arakan mengandung makna pengusiran atas roh-roh jahat, sehingga kesuksesan bisa diraih di Tahun Naga Air ini. [caption id="attachment_161274" align="alignright" width="400" caption="Para penonton mengabadikan atraksi replika naga dengan telepon selular, pada acara arak-arakan naga Cap Go Meh di Kota Pontianak, Senin (6/2/12). Foto: Severianus Endi"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H