[caption id="attachment_221229" align="alignleft" width="300" caption="Seorang pengunjung mengamati serumpun kantong semar langka jenis Nepenthes clipeata, di Borneo Orchid Show (BOS) XI Tahun 2012 di halaman Museum Negeri Kalimantan Barat. Foto: Severianus Endi"][/caption] TANAMAN hias asli dari Bukit Kelam, Kabupaten Sintang ini, hanya ada serumpun. Dia tumbuh didalam pot porselen dan dipamerkan dalam ajang Borneo Orchid Show (BOS) XI Tahun 2012 di halaman Museum Negeri Kalimantan Barat, jelang tengah Desember 2012 ini. Meski hanya serumpun di antara ratusan tanaman lain, tanaman hias kantong semar jenis Nepenthes clipeata menjadi perhatian pengunjung. Saya pun baru kali ini melihatnya. Jelas, kantong semar ini sangat istimewa dibandingkan flora efifit lainnya yang dipamerkan dalam acara Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi Kalimantan Barat bertajuk "Eksotika Anggrek Endemik Khatulistiwa". Sebab, di seluruh penjuru dinia, ternyata kantong semar jenis Nepenthes clipeata hanya ada di Bukit Kelam, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Flora ini hidup di tebing-tebing batu berlumut di bukit itu, dengan ciri berwarna kemerahan. Diameter kantong semar dewasa berkisar 30 hingga 40 centimeter. Saya menjumpai seorang penghobi tanaman hias, Herbert Vianney, 27, di stand yang memajang kantong semar cantik itu. Herbert mengaku mulai mengenal Nepenthes clipeata sejak 2007. Kala itu, sebuah majalah flora nasional mengulas tanaman hias yang jumlahnya semakin kritis di alam ini, sehingga flora langka ini semakin diburu. "Nepenthes clipeata punya keunikan dibanding kantong semar lain. Sulurnya tumbuh di bagian tengah bawah daun, sebagai wujud adaptasi terhadap sinar matahari. Dari ujung sulur inilah nantinya muncul kantong semar. Kalau jenis kantong semar lain, sulur justru tumbuh di ujung daun," ujar Herbert yang juga staff Dinas Pertanian Kabupaten Sanggau. Kantong semar merupakan tumbuhan carnivora, karena dengan kantongnya bisa menjebak hewan-hewan kecil. Begitu ada hewan masuk ke dalam kantongnya, klep segera menutup dan zat-zat dari hewan tadi menjadi sumber makanannya. Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Kalimantan Barat, keberadaan kantong semar jenis ini di habitat aslinya tinggal tersisa sekitar 250 rumpun. Kebakaran kawasan serta pencurian mempercepat menipisnya populasi. Karena kondisi ini, Nepenthes clipeata telah dimasukkan dalam kriteria kritis atau daftar merah versi The International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Di Indonesia, Nepenthes clipeata dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang jenis tumbuhan yang dilindungi. Lebih dari 70 persen kantong semar dunia terdapat di Indonesia. Penetapan status dilindungi ini karena populasinya kecil namun laju penurunan populasi tinggi, dan daerah penyebaran sangat terbatas. Waduh, kalau tidak segera ditangkarkan, bisa-bisa "si cantik dari Bukit Kelam" ini tinggal kenangan. Sayang sekali! SEVERIANUS ENDI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H