[caption id="attachment_101030" align="alignleft" width="290" caption="Savhanna berpose mengenakan pakaian adat Dayak di Desa Bengaras, Kecamatan Sungai Laur, Katapang, Kalimantan Barat. "][/caption] The English version of this article can be read at the bottom. TELAH beberapa hari mahasiswi asal Kanada, Savhanna Wilson (24) menikmati kehidupan tradisional Dayak di kampung kami Desa Balai Berkuak, Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dia mengaku banyak menemukan hal-hal yang di luar bayangan sebelumnya.
"More beautiful here than I could have imagined," ucap Savhanna, yang menilai perkampungan itu jauh lebih indah ketimbang yang pernah dia bayangkan.
Dia menuturkan, Jumat (15/4) pagi sempat mandi di sungai yang airnya jernih. Dia yang ditemani adik perempuan saya, mengumpulkan rebung yang mereka temui sepanjang jalan.
Savhanna sangat tertarik melihat orang-orang di kampung memanfaatkan alam sekitar untuk kehidupan sehari-hari. Dia menyebutnya sebagai "sustainable lifestyle", gaya hidup yang berkelanjutan dan berbasis alam.
"As a Canadian, I am not able to experience regularly because of the climate of my home country. I look forward to enjoying the prepared rebung for dinner," ujar Savhanna, mengungkapkan, mencari rebung dan memanfaatkan alam sekitar tidak bisa dilakukan di negaranya. Dia pun ingin menikmati masakan "bambu muda" itu untuk makan malam.
Hanya saja, dia terpaksa mengurungkan niatnya memancing ikan di sungai. Hujan yang turun deras malam sebelumnya, membuat air melimpah dan tidak cocok untuk memancing.
Sebagai gantinya, keluarga saya mengajak dia mengunjungi ladang tua yang kini telah menjadi hutan belantara. Dia akan menanam beberapa pohon buah-buahan di sana.
Sehari sebelumnya, Savhanna berkunjung ke desa lain di Kecamatan Sungai Laur, di ujung Balai Berkuak. Di sana dia disambut oleh banyak warga yang penasaran. Dia pun berkesempatan mengenakan pakaian adat Dayak, dan terlihat sangat cantik!
Dia mengatakan, merasa terhormat karena tidak hanya bisa sekadar melihat, tetapi bisa sejenak mengenakannya. Dengan pakaian itu, kamu terlihat seperti putri Dayak, Sav!
"I felt like one! It was a wonderful experience," ucapnya. Keindahan yang sudah terlalu lumrah sehingga penduduk lokal pun sudah tak menyadarinya. Savhanna melihat hal lain yang bagi dia merupakan sesuatu yang baru.
Tak ketinggalan, dia juga sempat menyaksikan ritual baboretn, yang digelar di Desa Tahak, sekitar 6 kilometer dari Balai Berkuak. Ritual baboretn yakni praktik perdukunan yang masih diyakini bisa menyembuhkan penyakit.