[caption id="attachment_219954" align="alignleft" width="300" caption="Screen shot kompasiana freez Rabu, 5-12-12. Severianus Endi"][/caption] Rekan kompasioner, Tidak saya sangka, tulisan saya berjudul Malaysia is My Friend dipilih oleh redaksi untuk ditampilkan di lembar Kompasiana Freez, Harian Kompas Edisi Rabu, 5 Desember 2012. Terus terang saya menulis naksah itu sambil lalu dan dalam suasana yang sangat rileks. Saya ketik dengan gadget blackberry butut saya, beberapa saat setelah saya menerima link yang dikirimkan beberapa teman lewat blackberry massanger (BBM). Link berisi video seperti yang saya ceritakan dalam naskah itu. Seketika, pikiran saya bereaksi atas kiriman link itu. Dalam hati saya, mengapa tidak hal ini saya tulis saja? Siapa tahu bermanfaat bagi orang lain. Maka, jadilah naskah yang ternyata cukup panjang itu. Setelah saya ketik di blackberry, naskah itu saya kirim ke email sendiri, dan lewat laptop, saya posting di laman kompasiana saya. Kebetulan, saya teringat ada foto yang cocok untuk naskah ini, dan syukurnya masih ada dalam folder. Rupa-rupanya, postingan itu dipilih admin sebagai headline (HL), dan dibaca lebih dari 2.ooo kompasioner. Saya, yang selama ini tidak pernah memusingkan apakah tulisan akan dijadikan HL atau tidak, tetap merasa senang. Rupa-rupanya, tulisan itu dipilih juga untuk edisi cetak. Oleh redaksi Kompasiana Freez, tentu saja naskah itu diedit sedikit agar sesuai dengan tata letak. Judulnya menjadi "Orang Malaysia Itu Teman Saya". Pagi Rabu, seorang teman saya di Jakarta, yang sudah membaca Kompas pagi-pagi, mengirimkan screen shot pemuatan tulisan saya itu lewat BBM. Ah, di Pontianak ini, koran Kompas baru tiba menjelang siang. Hal yang saya ingin share di sini adalah, jika serius ingin menulis, sebaiknya jangan menunda-nunda. Begitu ide muncul, segera tuangkan. Apalagi gadget zaman sekarang sudah memberi banyak kemudahan, menulis bisa kita lakukan kapan dan di mana saja. Sementara kalau kita menunda (ah nanti deh selesai makan siang, selesai mandi, ntar kalo udah mau tidur, dll), mungkin sense-nya udah lewat. Kadang nuansa saat suatu ide muncul, bisa sangat berubah (bahkan hilang) jika nuansa itu tidak ditangkap segera. Mohon maaf menggurui. Semoga bermanfaat. SEVERIANUS ENDI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H