Resign, mengundurkan diri, atau bahkan PHK, merupakan fenomena biasa di dunia industri yang bergerak di sektor apapun. Tak terkecuali di sektor media. Hal yang membedakan, barangkali, hanyalah drama atau kesan di seputaran sebuah "era personal" yang akan berakhir itu.
Ada kenangan yang tertinggal, ada kesan yang mendalam, ada suasana lama yang disayang namun harus ditinggalkan, dan di depan sana, ada tantangan yang belum terlalu jelas seperti apa bentuknya. Saya datang baik-baik, maka saya juga harus pergi baik-baik. Dan itu ternyata amatlah berat. Ibarat kata: tak ada hujan tak ada angin, kok mau pergi?
Saya jawab: pergi secara baik-baik, tidak harus dipicu oleh masalah seperti perkelahian, perselisihan, dan antek-anteknya. Pergi secara baik-baik, sebagai perwujudan pilihan hidup, setelah menimbang berbagai konsekuensinya, dan menyatakan diri siap menerima kondisi apa pun di masa mendatang.
Lagi-lagi ucapan Tantowi saat menandai berakhirnya tayangan Gita Remaja di TVRI puluhan tahun silam, terngiang di telingaku. Benar, jika kita berani mengucapkan selamat datang, maka pada suatu saat kita juga harus berani mengucapkan selamat jalan.
Saya akan menandai berakhirnya era ini dengan janji tulus, untuk senantiasa memelihara dan merawat jalinan silaturahmi yang sudah terjalin amat baik selama ini. Persahabatan tidak akan luluh meski beberapa segi kehidupan telah berubah. Selamat berjuang, dan mari saling mendukung untuk kehidupan yang lebih baik. Saya pasti dan akan selalu merindukan kalian!
SEVERIANUS ENDI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H