Mohon tunggu...
Endhita Berlian
Endhita Berlian Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

undergraduate nursing student at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Komunikasi Asertif dalam Menghadapi Klien Distress dan Agresif: Studi Menunjukkan Dampak Positif di Lingkungan Kesehatan

9 Oktober 2024   16:20 Diperbarui: 9 Oktober 2024   17:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Komunikasi yang efektif antara tenaga kesehatan dan klien menjadi kunci dalam memastikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas. Komunikasi asertif memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengungkapkan kebutuhan dan batasan dengan jelas tanpa mengabaikan perasaan klien. Dalam situasi kritis seperti ketika klien merasa tertekan atau agresif, penggunaan komunikasi ini terbukti dapat meredakan ketegangan dan mencegah konflik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang menggunakan komunikasi asertif mampu memberikan pelayanan yang lebih efektif, dengan 78% klien merasa lebih dimengerti dan kooperatif, dibandingkan dengan 55% klien yang dilayani dengan pendekatan komunikasi yang kurang asertif .

Selain membantu dalam interaksi dengan klien, komunikasi asertif juga penting dalam hubungan antar tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang terampil dalam berkomunikasi asertif mampu berkoordinasi lebih baik, menciptakan lingkungan kerja yang profesional dan minim konflik. Dalam survei terhadap 120 tenaga kesehatan, 85% melaporkan adanya peningkatan kualitas kerja tim setelah menjalani pelatihan komunikasi asertif. Komunikasi asertif juga terbukti membantu mengurangi kelelahan emosional (burnout) di kalangan tenaga kesehatan. Di lingkungan kerja dengan tekanan tinggi seperti unit gawat darurat, staf yang dilatih dalam komunikasi asertif mengalami penurunan stres sebesar 32% dan peningkatan efisiensi kerja sebesar 19%.

Namun, banyak tenaga kesehatan yang belum memiliki kemampuan komunikasi asertif yang cukup baik. Sebanyak 62% tenaga kesehatan yang diwawancarai merasa kesulitan untuk menyampaikan perasaan atau batasan mereka, terutama dalam situasi yang emosional atau rentan konflik. Untuk itu, perlu adanya pelatihan komunikasi asertif secara lebih luas di fasilitas kesehatan. Pengembangan keterampilan ini dinilai penting untuk meningkatkan mutu pelayanan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif, serta meminimalisir potensi konflik antara petugas kesehatan dan klien.

Oleh karena itu, komunikasi asertif bukan hanya membantu dalam menangani klien yang distress atau agresif, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi tenaga kesehatan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun