Mohon tunggu...
Endeen
Endeen Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya manusia

Kita hanya batasan kata, selebihnya luka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kita Berteman

29 Agustus 2020   02:06 Diperbarui: 29 Agustus 2020   02:17 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam, ketika terangnya lampu jalan aku masih terjebak diantara kata nyaman. Ramainya kendaraan yang lalu-lalang tapi aku masih merasa sunyi dengan hati yang tak pasti.

Pamenang diantara pemberi harapan, sejuta anggan yang kau berikan tumbuh seperti bunga di taman. 

Dipenghujung malam ini aku merintih untuk pergi tapi hati masih ingin kembali, segala kisah yang pernah ada dan segala kasih aku harap ini hanya mimpi.

Untuk genggam tangan dan sebuah pelukan ku ungkapkan dalam tulisan, entah kenyataan atau bukan sebab berteman adalah alasan untuk meninggalkan.

Ratatotok, 29 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun