Mohon tunggu...
Endar Widiah
Endar Widiah Mohon Tunggu... -

Endar Widiah│anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memasyarakatkan Teknologi: Bagian 1

2 Juli 2014   01:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404216962772129733

Masyarakat ilmuwan memiliki kode etik di dalam bidang keilmuwannya. Didikan moral etik ini membentuk masyarakat ilmuwan berkarakter ilmiah, rasional, memiliki integritas, jujur, disiplin, dan profesional di bidangnya. Karakter ini menjadi suatu bentuk dedikasi masyarakat ilmuwan di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini akan mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan manfaat luas terhadap masyarakat Indonesia. Namun di dalam pengembangannya haruslah tepat sasaran. Tepat sasaran disini berarti tepat guna, berdampak luas, efektif dan efisien. Artinya, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah mempertimbangkan kebutuhan dan multi potensi sumber daya yang terdapat di negeri ini.

Selain kebutuhan dan potensi sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia, peluang di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pun perlu dipertimbangkan. Apakah akan dikembangkan dalam skala industri besar yang mengalokasikan sumber daya alam dan menyerap tenaga kerja secara luas atau dikembangkan oleh banyak industri kecil dan industri rumah tangga dengan pengelolaan mandiri. Hal ini tentu disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan negara yang bersangkutan misalnya, apakah ia negara maju atau dalam status negara berkembang. Selain itu, tentu diperlukan pula studi sosial ekonomi mengenai karakter masyarakat Indonesia.

Cita-cita untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dimiliki hampir oleh seluruh anak negeri dengan kecintaannya terhadap tanah air. Namun di dalam proses mencapainya, ternyata dibutuhkan waktu yang panjang. Cita-cita ini sudah diikrarkan oleh para pejuang negeri ini sejak tahun 45’, untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan. Hanya saja, upaya-upaya konkritnya belum secara efektif dan efisien mengarah kepada cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Dapat dikatakan demikian karena kita masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam menyelesaikan korupsi, mengentaskan kemiskinan, belum lagi moral generasi muda yang rusak akibat perdagangan narkotika.

Kerjasama, sinergitas antara elemen bangsa perlu ditingkatkan untuk memperbaiki upaya-upaya yang sudah ada di dalam mengisi kemerdekaan ini. Pemerintah dengan warga negaranya, dengan masyarakat ilmuwan, pendidikan tinggi,  para pemegang modal yang notabene adalah anak-anak negeri kita sendiri, penggerak sektor ekonomi, pun juga dengan organisasi-organisasi kepemudaan, LSM dan pihak swasta. Dengan demikian kita dapat menghimpun ragam pemikiran, sudut pandang sebagai suatu bentuk perspektif baru di dalam melihat negeri ini.

Ragam budaya, bhineka tunggal ika, kayanya Indonesia dengan biodiversitas yang tinggi adalah lagu lama. Lagu lama, karena aktivitasnya hanya berhenti sebatas pada pendefinisian saja. Padahal kita butuh keragaman budaya dan kayanya sumber daya ini untuk suatu hal yang konkrit, kesejahteraan umat manusia. Selintas tampak besar jika mengatakannya sebagai kesejahteraan umat manusia. Namun bukan tidak mungkin, apabila idealisme bangsa untuk berdikari dalam urusan pemenuhan kebutuhan di dalam negeri dapat direalisasikan, selanjutnya kita akan sanggup menolong negara lainnya. Berdikari dahulu, kemudian menjadi konduktor kesejahteraan umat manusia.

Biodiversitas kita adalah kekayaan, ragam budaya kita adalah harta yang berharga, generasi muda kita adalah para pewaris negeri, dan kita memiliki tanggung jawab yang sama di dalam mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat pada masa yang akan datang. Bagaimana melakukannya? Pertanyaan ini lah yang benar-benar memerlukan jawaban dan penyelesaian.

Kampus Rakyat, 1 Juli 2014

[caption id="attachment_345759" align="aligncenter" width="387" caption="Home Laboratory"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun