Mohon tunggu...
Sugeng Endarsiwi
Sugeng Endarsiwi Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja di Industri Grafika dan media percetakan. Hoby buat klip/video ttg kegiatan sehari-hari, mencicipi masakan lokal. Saat ini tinggal di Ho Chi Minh City, Viet nam.\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Darat ke Phnom Penh city (II)

14 Maret 2010   23:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:25 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_93673" align="aligncenter" width="300" caption="Papan Nama Penujuk Arah"][/caption]  Pertama sampai di kota Phnom Penh saat itu sudah mulai malam sekitar jam 5.30 setelah bus berputar menuju lokasi hotel sekitar jam 6.30 kami baru bisa masuk kamar hotel. Kepala rombongan menginformasikan untuk segera berkumpul kembali di lobo hotel karena akan makan malam bersama di salah satu resto milik orang indonesia. Warung Bali namanya, tentu saja penulis antusias untuk bergabung, selain memang sudah lapar juga ingin menikmati makan bersama dan jalan malam di kota yang pernah di kenal dengan khmer merahnya ini. [caption id="attachment_93677" align="aligncenter" width="300" caption="Makan Malam Bersama"][/caption] Setelah semua rombongan siap di loby kami semua naik ke bus yang akan mengantar ke warung bali. Sebelum berangkat ke kamboja, kami sudah mendengar tentang warung ini, jadi selain lapar semua peserta juga penasaran ingin melihat langsung lokasi warung ini. Makan di warung ini memang ngga berbeda dengan suasana resto di indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek. Selain suasana ruangan juga musik yg kami dengar juga sekitar lagu dari tanah air. Setelah usai makan malam, kami sebagian langsung keambali ke hotel untuk istirahat, ada juga yang hang out di hiburan malam. Sedangkan penulis segera ke toko untuk membeli beberapa keperluan mandi karena saat di hotel kami periksa ternyata lupa memasukan alat madi. [caption id="attachment_93675" align="aligncenter" width="300" caption="Makan Siang bersama"][/caption] Pagi esoknya, sebelum rombongan makan pagi, kami sempatkan untuk jalan 2x selepas subuh. Suasana kota masih sepi dan angin segar menerpa kami dengan lembut. Mobil sejenis rover berseliweran, uniknya ada yg ber-plat nomor ada juga yang bodong, malah yg ngga ber plat lebih banyak kami temui. [caption id="attachment_93679" align="aligncenter" width="300" caption="Phnon Penh City"][/caption] Kami sempatkan mampir di toko roti untuk bekal bila nanti siang kami lapar dan watu makan siang takutnya ngaret karena harus menunggu rombongan. [caption id="attachment_93681" align="aligncenter" width="300" caption="Phnom Penh City"][/caption] Setelah kami cape berputar ngga terasa jam sudah menunjukan pukul 8.00 dan kami harus segera kembali ke loby hotel untuk sarapan di restoran yang sudah di tunjuk oleh ketua rombongan sebelumnya. Kami segera menyetop Tuk-tuk karena takut telat. Setelah berjalan sekitar 5 menit sampai juga di hotel penginapan dan kami membayar sekitar 2 US$,-. Bersambung... [caption id="attachment_93674" align="aligncenter" width="300" caption="Penulis dan keluarga"][/caption] Rabiul awal, 29, 1431 H Tulisan Lainnya: Phnom Penh (IV) Phnom Penh (III) Phnom Penh (I)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun