Mohon tunggu...
Endar Prasetio
Endar Prasetio Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ordinary man...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Norman 'Chaiya-Chaiya' Kamaru: Unjuk Gigi atau 'Political Marketing'

10 April 2011   00:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apakah yang terlintas di benak kita tentang beredarnya video lipsync 'Chaiya-chaiya' oleh seorang anggota brimob yang bernama Briptu Norman Kamaru, mungkin tanggapan masing-masing orang akan berbeda tergantung dari sudut mana orang tersebut melihatnya. Sebagai orang awam saya menilai jika aksi Briptu Norman Kamaru terlalu berlebihan karena disaat jam tugas jaga ia justru memanfaatkannya dengan bertingkah lucu dan aneh sedangkan ia seorang anggota kepolisian yang yang memiliki kebiasaan disiplin tinggi.

Meskipun begitu ia pun juga dijuluki 'Bolywood Cop' oleh media asing karena aksinya yang menirukan gaya artis india Sahkruk Khan dan ia pun diundang ke stasiun televisi swasta Trans7 di Jakarta pada acara Empat Mata. Dan dari aksi berjogetnya itu ia banyak digemari oleh masyarakat karena dinilai menghibur dan dukungan yang datang kepada Briptu Norman tidak pula karena jogetnya tersebut tetapi juga dukungan agar ia tidak dihukum karena aksinya di video tersebut yang beredar melalui media Youtube.

Aksinya di video yang tersebar di Youtube tersebut mengingatkan kita pada aksi video lipsync 'Keong Racung' oleh Sinta dan Jojo, video Briptu Norman Kamaru di Youtube dilihat oleh 1.300.196 pengunjung atau sekarang mungkin sudah lebih dari itu. Lalu timbul juga pertanyaan dibenak kita, apakah demikian mudahnya untuk menjadi terkenal dengan hanya melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Briptu Norman Kamaru dan Sinta-Jojo? Jawabannya tergantung kepada Anda bertanya. Kalau

Anda bertanya pada tukang ojek, mereka akan menilai itu hal yang biasa saja, meskipun meraka suka dengan gaya mereka yang menghibur atau tingkah aneh yang membuat tertawa. Atau jika Anda bertanya dengan musisi Indonesia, mungkin juga mereka akan mengatakan itu sebagai hal yang wajar saja, setiap orang punya jiwa seni dan siapa pun bisa menjadikan dirinya popular karena keterampilan dan kemampuannya menghibur masyarakat luas dengan keahlian yang dimilikinya tersebut.

Dengan keahliannya bernyanyi dan suara yang bagus maka Briptu Norman disukai oleh publik sehingga ia pun mendadak jadi terkenal dengan aksi lucu dan anehnya di media Youtube. Jika ada yang menganggap kepopulerannya ini salah atau benar dan negatif atau positif, semuanya itu adalah hal yang tidak relevan dengan apa yang disukai oleh masyarakat. Sedangkan semua orang merasa terhibur dengan aksinya di video yang tersebut di media Youtube dan ada pula yang menilai bahwa lebih baik menyukai video yang diperankan oleh Briptu Norman Kamaru ini daripada memikirkan tindakan aparat polisi yang represif kepada masyarakat, maka kontan pikiran-pikiran negatif tentang kepolisian hilang atau terlupakan.

Apakah ini bentuk 'Political Marketing' yang sengaja mempopulerkan seseorang ke publik untuk tetap menjaga nama baik kepolisian atau ini hanya kebetulan saja karena banyak juga calon artis dan musisi yang ingin terkenal dengan beragam keterampilan dan kemampuan dalam berkreatifitas berharap dapat disukai oleh publik, tetapi itu semua kembali kepada 'keniscayaan' karena untuk menjadi populer ditengah-tengah publik diperlukan totalitas pada bidang yang dikuasai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun